Peringatan Hari Ibu Ke-87 Usung Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki
Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Dekrit Presiden No. 316 tahun 1953, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, di mana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, misal lomba memasak dan memakai kebaya.
Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928. Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen Katamso, Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Di Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia di abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan sebagainya. Kongres dimaksudkan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.
Kongres perempuan Indonesia pertama di Yogyakarta pada 22 Desember 1928 tersebut dinyatakan sebagai tonggak sejarah bagi perjuangan kaum perempuan di Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut, hari ini, Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar upacara dalam rangka Peringatan Hari Ibu Ke 87 Tahun 2015 di Grha Pandawa, komplek Balai Kota Yogyakarta, Kamis (17/12). Peringatan Hari Ibu tahun ini mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Dalam Mewujudkan Lingkungan Yang Kondusif Untuk Perlindungan Perempuan dan Anak”.
Pada upacara peringatan kali ini dihadiri oleh Walikota H. Haryadi Suyuti, Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu, SKPD-SKPD di lingkup Pemkot Jogja serta organisasi-organisasi perempuan dan LSM-LSM perempuan se-Kota Yogyakarta.
Tingkatkan Peranan dan Kedudukan Perempuan Dalam Segala Aspek
Dalam laporannya, Ibu Ana, sapaan akrab dari Tri Kirana Muslidatun menyampaikan bahwa tekad dan perjuangan untuk meningkatkan peranan dan kedudukan kaum perempuan dalam segala aspek harus terus berlanjut. Terutama di bidang ekonomi untuk mengatasi kemiskinan kaum perempuan serta di bidang politik agar keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan publik dapat terus ditingkatkan.
“Namun sekarang kita masih menemukan adanya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga serta adanya kasus-kasus perdagangan perempuan dan anak-anak. Hal ini sangat perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Semoga ke depannya para perempuan terlindungi dari segala bentuk kekerasan,” ujarnya.
Selanjutnya, Walikota Yogyakarta dalam kesempatan tersebut mengutarakan, Peringatan Hari Ibu ini merupakan momentum penyegaran kembali ingatan terhadap peran perempuan bagi Bangsa Indonesia. Perempuan Indonesia seharusnya didudukkan sebagai ibu bangsa.
"Perempuan atau ibu hendaknya jangan terjebak hanya berperan dalam rumah tangga saja, akan tetapi potensi kaum perempuan senantiasa harus terus ditingkatkan," tuturnya.
Di akhir acara diberikan penghargaan kepada perorangan/lembaga/kelompok yang telah berperan aktif dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. (cok)