Parade Tongkat Putih, 120 Penyandang Tunanetra Susuri Malioboro

Pada hari Rabu (27/1) pagi, 120 Penyandang tunanetra dan low vision atau penglihatan terbatas yang tergabung dalam DPP Persatuan Tuna Netra (Pertuni) Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti kegiatan Parade Tongkat Putih yang diselenggarakan sebagai bagian dari HUT Pertuni yang ke-50. Parade dilepas oleh Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Sujanarko dari Kantor DPRD Propinsi DIY di Jalan Malioboro dan mengambil finish di Taman Pintar di mana peserta parade akan diterima oleh Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti.

Parade yang mengusung tema “Tongkat Putih, Identitas dan Mata Tunanetra” ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran penyandang Tunanetra agar selalu menggunakan tongkat sebagai alat bantu berjalan. Selain itu, dengan adanya parade ini, diharapkan kesadaran masyarakat umum tentang keberadaan tunanetra sebagai pengguna jalan juga dapat meningkat  “Diharapkan parade ini mampu menyadarkan tunanetra akan pemanfaatan tongkat putih sebagai mata dan identitas bagi mereka, sekaligus menggugah kesadaran masyarakat umum untuk menyadari keberadaan tunanetra sebagai pengguna jalan dan bisa menghormati keberadaan mereka tersebut” Demikian diungkapkan Koordinator Parade Tongkat Putih, Yanto Pranoto di sela-sela pelaksanaan Parade.

Walikota sendiri mengapresiasi penuh penyelenggaraan Parade ini, menurut Walikota, tujuan dari pelaksanaan Parade Tongkat Putih sejalan dengan visi Kota Yogyakarta, yakni menjadi kota yang inklusif “Salah satu visi dari kota Yogyakarta adalah mewujudkan kota inklusif, artinya kota yang nyaman ditinggali oleh segala lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Diharapkan parade ini mampu meningkatkan kesadaran, baik penyandang tunanetra, masyarakat umum, dan pemerintah untuk kemudian bersinergi membangun Yogyakarta sebagai Kota Inkluslif yang istimewa” Ungkap Walikota.

Selain itu, walikota juga mengingatkan baik kepada masyarakat umum maupun jajaran pemerintahan untuk memperhatikan fasilitas umum agar mudah diakses oleh penyandang disabilitas “Jangan sampai fasilitas umum tidak ramah kepada penyandang disabilitas, guiding block jangan dijadikan tempat parkir ataupun tempat berdagang oleh Pedagang Kaki Lima” Imbuh Walikota.

Sementara itu, Ketua Umum Pertuni Pusat, Aria Indrawati mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam memperhatikan penyandang disabilitas “Sepertinya sejauh ini baru Kota Yogyakarta yang sudah menggodok raperda mengenai disabilitas, selain itu adanya komite penyandang disabilitas juga membuktikan keseriusan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam memperhatikan kaum disabilitas. Kita harus sama-sama mengawal agar perda tersebut benar-benar dilaksanakan pemerintah untuk kemaslahatan bersama” Tutur Aria.

Di samping parade, acara yang berpusat di Taman Pintar ini juga menghadirkan berbagai pameran produk-produk yang dihasilkan oleh oleh tunanetra seperti kerajinan, pangan, maupun jasa massage serta pentas seni yang dibawakan oleh penyandang tunanetra. Di halaman parkir Taman Pintar, terdapat pula bis Pertuni yang mendemonstrasikan berbagai alat bantu tunanetra. Dalam kesempatan ini, secara simbolis walikota menyerahkan tongkat putih bantuan dari Lion’s Club kepada penyandang Tunanetra. Selain itu, walikota dan Ketua DPRD juga menerima Rancangan Undang-Undang Penyandang Disabilitas yang disusun Koalisi Nasinal Organisasi Penyandang Disabilitas Tingkat Nasional. Aria berharap rancangan ini mampu membantu Pemkot Yogyakarta dalam menggodok Raperda disabilitas.

Terkait dengan keberadaan Taman Pintar sebagai wahana edukasi, Walikota juga meminta kepada Taman Pintar untuk memajang tongkat putih sebagai pengingat bagi pengunjung Taman Pintar akan keberadaan penyandang tunanetra. “Dengan dipajangnya tongkat putih di Taman Pintar, pengunjung Taman Pintar, khususnya anak-anak akan mampu menyadari keberadaan penyandang tunanetra dan menghargai mereka. Ini tentu akan menambah kepedulian Taman Pintar kepada kaum difabel setelah selama ini sudah memberi tiket masuk gratis bagi penyandang disabilitas setiap Hari Disabilitas Internasional pada tanggal 3 Desember” Pesan Walikota kepada Kepala Kantor Pengelola Taman Pintar, Yunianto Dwi Sutono.

Parade yang rencananya akan melewati 10 kota di Indonesia ini dimulai dari Kota Surabaya pada tanggal 23 Januari lalu, kemudian menuju Tuban dan Semarang pada tanggal 24 Januari, kemudian singgah di Solo, kota di mana Pertunri dilahirkan tepat pada tanggal 26 Januari dan melewati Yogyakarta pada tanggal 27 Januari. Rencananya, rombongan akan melanjutkan perjalanan ke Banyumas pada tanggal 28 Januari, memasuki Jawa Barat melalui Garut pada 29 Januari, bergerak ke Bandung pada 30 Januari, dan berakhir di Jakarta pada 10 Januari. Di masing-masing kota, rombongan akan bertemu dengan pemerintah daerah setempat untuk mengkomunikasikan mengenai eksistensi penyandang tuna netra sebagai subyek pembangunan, bukan menjadi obyek belas kasihan semata. “Pertuni akan terus memperjuangkan agar warga negara penyandang tunanetra menjadi subyek pembangunan, bukan obyek belas kasihan. Penyandang tunanetra harus bisa turut serta dalam pembangunan, bukan hanya beban keluarga, masyarakat dan negara. Tunanetra harus bisa mandiri, bersinergi dengan masyarakat non-difabel dan pemerintah” Pungkas Aria (ams)