67 TAHUN SERANGAN OEMOEM 1 MARET DIPERINGATI

Tepat 67 tahun silam, di kota ini telah terjadi dua peristiwa penting dalam sejarah mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia yakni Serangan Oemoem 1 Maret dan Peristiwa Yogya Kembali. Momen serangan 6 jam pada tanggal 1 Maret 1949 adalah bukti kuatnya kemampuan dan strategi militer  dan para pejuang, hal ini dikatakan Walikota Yogyakarta sebagai Inspektur  Upacara Peringatan Serangan Oemoem 1 Maret di Monomen SO 1Maret, Selasa (01/03).

Dikatakan Walikota, peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949 telah menyadarkan dunia internasional dan mematahkan propaganda yang dilontarkan oleh pihak Belanda bahwa Negara Indonesia tidak lagi memiliki pemerintahan dan kekuasaan. Meskipun hanya 6 jam, namun pertempuran tersebut dampaknya sangatlah besar. Serangan Oemoem tersebut memberikan dampak psikologis, yaitu meningkatkan moril masyarakat dan TNI yang sedang bergerilya, berjuang mempertahankan kemerdekaan.

“Keistimewaan DIY juga tidak terlepas dari peristiwa yang sedang kita peringati pada hari ini. Yogyakarta selalu memiliki peranan penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, termasuk pada awal kemerdekaan. Ketika Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia tidak lagi kondusif, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta untuk sementara waktu. Dari kota inilah, tonggak awal pergulatan kita sebagai bangsa yang mencita-citakan kemerdekaan dipancangkan. Sejarah mencatat bahwa Yogyakarta, dengan para negarawan dan pejuangnya, tampil sebagai penyangga Republik ini yang kala itu masih sangat muda”, katanya.

Walikota menambahkan intisari peristiwa itu semangat gugur gunung, dimana semua elemen masyarakat bersatu padu meraih tujuan bersama, tanpa membawa kepentingan pribadi.Meski belum ditetapkan sebagai peringatan nasional,hal ini tidak akan mengubah fakta sejarah bahwa Yogyakarta memiliki peran tinggi dalam mempertahankan NKRI. Peristiwa tersebut telah 67 tahun berlalu, namun semangat rela berkorban dari para pejuang akan tetap abadi, sebagai representasi dari cinta tanah air dan bangsa. Semua warga pun seyogyanya mampu mengikuti semangat hidup dan perjuangan yang ditunjukkan para pejuang yang sangat jauh dari ambisi dan kepentingan-kepentingan pribadi.

“Oleh karena itu, saya mengajak kepada seluruh peserta upacara, para tamu undangan dan seluruh masyarakat untuk melihat masa lalu dengan arif dan bijaksana. Momentum-momentum peringatan seperti ini jangan hanya dimaknai sebagai romantisme sejarah maupun seremonial belaka, namun kita semua harus bisa”, terang walikota.

Spirit Serangan Oemoem 1 Maret yang kemudian diikuti dengan Peristiwa Yogya Kembali, hendaknya dapat selalu diaktualisasikan dalam konteks kekinian dengan melanjutkan perjuangan para pahlawan pendahulu kita sesuai dengan peran dan tugas kita masing-masing, serta tanamkanlah semangat Segoro Amarto untuk berjuang bersama memerangi kemiskinan, keterbelakangan, peredaran Narkoba serta Miras yang saat ini menjadi musuh dan ancaman serius bagi generasi muda Tanah Air.