Mojokerto, Sijunjung dan Ternate Belajar Perihal PAD, Penanganan DBD dan Kota Layak Anak

Hari ini, Rabu (16/03), Pemerintah Kota Yogyakarta, secara bersamaan menerima kunjungan kerja dari DPRD Kota Mojokerto, DPRD Kabupaten Sijunjung dan DPRD Kota Ternate. Maksud dan tujuan dari kunjungan dari DPRD Kota Mojokerto adalah ingin ngangsu kawruh perihal Pendapatan Asli Daerah (PAD), DPRD Kabupaten Sijunjung ingin studi banding tentang penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD) dan DPRD Kota Ternate ingin belajar mengenai Kota Layak Anak.

Rombongan dari DPRD Kota Mojokerto yang berjumlah 11 orang tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Abdullah Fanani. Rombongan dari DPRD Kabupaten Sijunjung yang berjumlah 16 orang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sijunjung Walbadri. Sedangkan pimpinan rombongan DPRD Kota Ternate yang sebanyak 11 orang adalah Wakil Ketua DPRD Kota Ternate Mubin Wahid.

Peserta kunjungan tersebut disambut oleh Staf Ahli Walikota Bidang Perekonomian dan Pembangunan Bejo Suwarno di Ruang Yudhistira, komplek Balai Kota Yogyakarta.

Dalam Sambutan Walikota yang dibacakan oleh Bejo Suwarno, Walikota memberikan gambaran umum tentang Kota Yogyakarta dengan berbagai keistimewaannya, lebih lanjut dalam sambutan tersebut, Walikota juga membeberkan inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.

"Dari inovasi-inovasi tersebut Pemkot Jogja memperoleh berbagai penghargaan. Sebagai penutup, Walikota berharap semoga dari diskusi yang dilaksanakan akan diperoleh wawasan yang bermanfaat bagi semua pihak," tutur Walikota.

Dalam sesi diskusi, perwakilan dari Pendapatan Perekonomian Pengembangan Pendapatan Asli Daerah dan Kerjasama (P3ADK) Setda Kota Yogyakarta dijelaskan bahwa penyumbang terbesar dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah dari pajak perhotelan. Pada 2016 mendatang perolehan dari pajak hotel ditarget meningkat 10% menjadi Rp 95,7 miliar.

Selanjutnya, dari perwakilan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menjelaskan bahwa curah hujan yang tidak menentu terjadi di Yogyakarta kadang hujan dan kadang panas membuat proses perkembiakan nyamuk aedes aegypti menjadi cepat.

“Salah satu langkah yang kami tempuh adalah memerintahkan kepada semua petugas kesehatan di semua Puskesmas dan Petugas Kesehatan lain untuk terus melakukan komunikasi dengan warga masyarakat. Pentingnya perang terhadap jentik nyamuk untuk menekan penyebaran DBD. Pemberantasan tidak hanya dengan pentingnya perang terhadap jentik nyamuk untuk menekan persebaran DBD. Pemberantasan tidak hanya dengan fogging, namun perlu adanya kesadaran masyarakat untuk secara mandiri jadi pemantau jentik nyamuk di daerah masing-masing,” ujarnya.

Kemudian, mengenai Kota Layak Anak, Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta mengutarakan bahwa komitmen Pemkot Yogya berkaitan dengan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak adalah dengan melakukan strategi kebijakan pembangunan dengan peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan dan meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan terhadap anak.

“Pembentukan kampung-kampung ramah anak di Kota Yogya merupakan langkah maju dalam mempertahankan Kota Yogya sebagai Kota Layak Anak,” pungkasnya. (cok)