Pedagang Pasar Tradisional Dukung Proyek Perubahan Dinlopas
Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) Kota Yogyakarta melakukan inovasi dalam bidang pelayanan dan perlindungan kepada para pedagang pasar tradisional di Kota Yogyakarta. Inovasi ini dituangkan dalam sebuah komitmen yang disebut proyek perubahan (proper) yang berisikan tentang Percepatan Pelayanan; pemberian Kartu Bukti Pedagang (KBP); dan Kartu Identitas Pedagang (KIP) Pasar Tradisional Kota Yogyakarta.
Komitmen Dinlopas ini mendapat dukungan dari semua pedagang pasar tradisional sekota Yogyakarta. Sebagai bukti dukungannya, para pedagang dari 31 pasar tradisional yang tergabung dalam Paguyuban Pasar Tradisional Kota Yogyakarta melakukan ikrar bersama di Plaza Pasar Ngasem, Rabu, (27/04/2016) siang.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang menjelaskan pemberian kartu bukti pedagang dan kartu identitas kepada para pedagang untuk memberikan jaminan perlindungan hukum kepada para pedagang. “Pemberian kartu itu juga sebagai upaya memberi pelayanan yang semakin baik kepada pedagang pasar tradisional Yogyakarta,” ujar Maryustion
Salah seorang pedagang pasar Ngasem yang tidak mau disebut namanya, mengaku dirinya sangat senang dengan terobosan Dinlopas Kota Yogyakarta memberikan Kartu Bukti Pedagang dan Kartu identitas peadagang. Menurutnya, dengan adanya kartu ini mereka merasa diakui keberadaanya dan merasa terlindungi.
Lomba Pentas Seni Antar Paguyuban Pedagang Pasar
Selain pemberian pernyataan dukungan kepada Dinlopas hari itu juga para pedagang melakukan lomba Pentas Seni antar Paguyuban pedagang pasar sekota Yogyakarta. Lomba ini telah berlangsung sejak bulan Maret 2016 lalu. Dan, pada hari Rabu, 27 April 2016 ini pasar tradisonal Gading yang mendapat nomor undian 19 dan pasar Ngasem (20) mendapat giliran tampil. Masing-masing diberi jatah waktu 30 menit. Peserta pedagang pasar Gading menampilkan lima buah lagu yang dinyanyikan oleh para ibu dan seorang bapak dengan diiringi musik Hadroh.
Sementara itu, para pedagang pasar Ngasem menampilkan mini drama berbahasa Jawa yang bernuansa aktivitasjual beli di pasar Ngasem. Aktivitas keseharian pedagang digambarkan dengan gamblang diatas panggung. Ada pedagang tahu, tempe, sayur mayur, daging, buah, jamu dan lain-lain menjadi ornamen cerita. Ada interaksi pedagang dan konsumen, ada senda gurau dan tegur sapa khas ala pasar tradisional dibawakan apik oleh pemain. Untuk menghindarkan rasa bosan beberapa tari, gerak dan lagu juga diperagakan para pedagang.
Maka, tidak berlebihan Kepala Dinlopas Kota Yogyakarta memberikan apresiasi kepada para pedagang. “Ternyata para pedagang kita ini bukan saja pandai berjualan dan berdagang tetapi pandai pula berakting,” puji Tion panggilan akrab Maryustion Tonang.
Pentas Seni antar Paguyuban pasar tradisional diikuti oleh 31 pasar tradisional. Kegiatan ini sudah dimulai pada buln Maret dan berakhir bulan Mei nanti. (@mix)