Penanaman Lima Timoho Perkuat Identitas Balaikota
Pemerintah Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Bakpia Djava melaksanakan penanaman 20 pohon dari berbagai jenis di kawasan Balaikota Yogyakarta. Selain sebagai bagian dari perayaan Hari Bumi, secara khusus acara ini juga bermaksud untuk mengenalkan kembali jenis-jenis pohon langka kepada masyarakat. Penanaman pohon dilaksanakan pada hari Minggu (1/5) pagi di kompleks Balaikota Yogyakarta. Membuka acara secara simbolis, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti melakukan penanaman dua pohon pertama.
Dari keduapuluh pohon tersebut, lima diantaranya merupakan pohon timoho. Dipilihnya pohon timoho karena kompleks Balaikota Yogyakarta dulunya merupakan kawasan hutan yang dipenuhi oleh pohon jenis timoho, namun saat ini pohon timoho sudah cukup sulit ditemui sehingga banyak warga masyarakat Kota Yogyakarta yang tidak mengetahui bentuk dari pohon timoho tersebut.
“Bahwa balaikota terletak di wilayah timoho karena dulunya merupakan hutan timoho, namun banyak masyarakat yang belum tahu bentuk pohon timoho, perlu adanya pengenalan kembali pohon timoho kepada masyarakat,” ungkap Walikota ketika ditemui di sela-sela acara.
Saat ini di kompleks Balaikota sendiri sudah terdapat lima pohon timoho yang ditanam di berbagai titik, dua diantaranya yang terletak di depan Dinas Perizinan serta sisi utara halaman Balaikota sudah berusia cukup tua dan berukuran besar, sementara tiga lainnya baru ditanam dua minggu lalu
“Penambahan pohon timoho akan semakin memperkuat identitas Balaikota yang terletak di wilayah Timoho,” tambah Walikota.
Sementara itu, menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta, Suyana, nantinya di seluruh wilayah Kota Yogyakarta nantinya akan ditanami berbagai tanaman endemik yang sesuai dengan nama wilayah
“Misalnya pohon kenari di jalan kenari, pohon gayam di Jalan Gayam, serta pohon mentaok di kawasan Kotagede. Harapannya nanti masyarakat akan lebih banyak memiliki kesadaran untuk mengelola lingkungan dan menanam pohon-pohon langka ini sehingga tidak punah sebab saat ini banyak warga yang tidak tahu bagaimana bentuk dari pohon-pohon tersebut,” jelas Suyana
Selain Timoho, dalam acara yang bertajuk Djava Nandur Uwit ini juga menanam berbagai jenis pohon langka, di antaranya kepel, matoa, duwet, kedondong, dersono, pule, dan cempedak. Menurut ketua panitia, Jatu Pramono. Acara yang merupakan bagian dari kegiatan sosial Bakpia Djava ini dimaksudkan untuk penghijauan sekaligus edukasi
“Penghijauan yang dilakukan secara khusus menggunakan tanaman langka yang jarang ditemui, diharapkan nantinya bisa menjadi edukasi warga masyarakat mengenai tanaman tersebut”, jelas pria yang merupakan Kepala HRD Bakpia Djava ini. (ams)