Latih Kesigapan Warga Dengan Simulasi Bencana

Kampung Tangguh Bencana (KTB) di ledok tukangan tepatnya di kelurahan Tegalpanggung Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta menggelar simulasi bahaya bencana banjir dan kebakaran.

Simulasi ini digelar melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta masyarakat untuk memantapkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Menurut Camat Danurejan, Budi Santosa, tujuan diselenggarakannya simulasi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada warga untuk tetap waspada terhadap resiko bahaya yang terjadi akibat banjir dan kebakaran.

"Dengan adanya simulai ini minimal kami sudah tahu apa yang harus kami kerjakan dan bagaimana menyelamatkan diri sebelum para petugas datang menyelamatkan kami," ujarnya, Minggu (15/5).

Ia menambahkan dipilihnya simulasi bencana banjir dan kebakaran lantaran kampung ledok tukangan merupakan salah satu kampung yang berada di bantaran sungan code dan merupakan  pemukiman padat penduduk, sehingga resiko bencana seperti banjir dan kebakaran akan lebih besar.

"Ketika terjadi bencana mungkin banjir atau kebakaran lebih berpotensi banyak korban karena rumah penduduk yang berhimpit-himpitan. Sehingga, masyarakat perlu melaksanakan pelatihan seperti simulasi bencana banjir dan kebakaran," pungkasnya.

Hal senada dikatakan Kepala BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto, menurutnya kegiatan tersebut bertujuan untuk menjadikan warga kuat saat mengalami kebakaran di kampungnya

 “kami sengaja melibatkan warga secara aktif karena harapan kami adalah warga menjadi kuat ketika terjadi kebakaran” katanya.

Sementara itu Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan apresiasi kepada warga yang telah berusaha dengan baik memanfaatkan kegiatan ini untuk mengasah ketrampilan dalam menghadapi bencana banjir nantinya.

“Yang terpenting warga memiliki kemampuan antisipasi saat terjadi bencana, turuti perintah dan setiap tindakan simulasi dihapalkan” tandasnya.

Simulasi yang dilakukan kali ini, lanjut Walikota, sebenarnya ditujukan untuk mengingatkan kembali terhadap potensi bencana. Meski masyarakat di perkotaan sudah memiliki pengalaman dalam hal penanganan bencana, namun kewaspadaannya tetap harus diasah.

“Pasalnya, bencana kerap terjadi secara tiba-tiba. Jika masyarakatnya lengah, maka potensi jatuhnya korban jiwa akan semakin besar” ujarnya. (Han)