Segoro Amarto Jadi Spirit Penyelenggaraan BBGRM 2016
Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) yang pada tahun ini memasuki pelaksanaannya yang ke-13 merupakan momentum bagi warga Kota Yogyakarta untuk mengingat kembali tentang arti penting gotong royong, terutama bagi generasi muda “Semangat gotong royong saat ini telah mulai luntur sebagai dampak dari perkembangan jaman dengan segala kemudahannya. Dicanangkannya Bulan Bhakti Gotong Royong akan menanamkan semangat gotong royong pada anak-anak kita, tidak sekedar melalui slogan namun melalui kegiatan yang nyata” Demikian dituturkan Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti dalam sambutannya ketika mencanangkan BBRGM 2016 sekaligus memperingati hari Kesatuan Gerak PKK, Selasa (24/5) pagi di Halaman Air Mancur Balaikota.
Lebih lanjut, walikota mengungkapkan bahwa pelaksanaan BBGRM sejalan dengan Gerakan Segoro Amarto yang selama ini menjadi spirit pembangunan Kota Yogyakarta “Gerakan Segoro Amarto merupakan upaya membangkitkan dan mempertahankan rasa kepedulian, kemandirian, kedispilinan, dan kegotongroyongan yang dilandasi kearifan lokal masyarakat Kota Yogyakarta untuk membentuk masyarakat tangguh dan berdaya. Segoro Amarto menjadi pijakan dalam pelaksanaan BBGRM” Tambah Walikota
Senada dengan Walikota, Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Kota Yogyakarta. Dra. Christina Lucy Irawati mengatakan bahwa diperingatinnya BBGRM merupakan ekspresi kepedulian pemerintah dalam menumbuhkembangkan dan memberikan kesempatan, motivasi dan partisipasi kepada masyarakat agar nilai-nilai luhur kegotongroyongtan an masyarakat dapat dilestarikan dan dilaksanakan secara berswadaya dalam kehidupan sosial masyarakat menuju kondisi cepat berkembang “Momen BBGRM yang dilaksanakan selama sebulan pada Bulan Mei ini diharapkan mampu menjadi wadah kegiatan masyarakat dalam menampung aspirasi masyarakat dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat serta fasilitasi serta dukungan Pemerintah Daerah” Ungkap Lucy.
Pada kesemapatan ini Lucy juga berkesempatan mengumumkan laporan hasil lomba evaluasi Perkembangan Kelurahan tahun 2016. Lomba ini, menurut Lucy merupakan upaya penilaian terhadap penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan guna mengetahui efektifitas dan status perkembangan serta tahapan kemajuan kelurahan. Dari hasil evaluasi, saat ini di Yogyakarta sudah tidak ditemui lagi kelurahan yang berpredikat kurang berkembang, “Dari 45 kelurahan di Kota Yogyakarta, 15 di antaranya masuk kategori kelurahan berkembang, serta 30 lainnya sudah mencapai tingkatan cepat berkembang, sementara untuk Kelurahan yang kurang berkembang sudah tidak ditemui lagi sehingga tidak perlu intervensi dari pemerintah” Sebut Lucy.
Sebagai pemenang hasil evaluasi tersebut adalah Kelurahan Bener sebagai juara harapan, Kelurahan Prawirodirjan menduduki peringkat ketiga, sementara berturut-turut Kelurahan Mujamuju dan Kelurahan Rejowinangun menempati posisi kedua dan pertama “Untuk juara pertama dan kedua nantinya akan mewakili Kota Yogyakarta untuk evaluasi tingkat Propinsi” Imbuh Lucy.
Selain itu, dalam kesempatan ini diberikan pula dana hibah stimulan PMK tahun 2016 tahap I kepada lima Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di wilayah Kota Yogyakarta. Kelima LPMK tersebut berasal dari Kelurahan Gowongan, Suryamatjan, Baciro, Rejowinangun, dan Terban “Dari 45 LPMK baru lima yang dicairkan karena belum semuanya melengkapi persyaratan” Tandas Lucy. (ams)