KIR, Di Tangan Zhafira dan Aulia Air Limbah Laundry Disulap Menjadi Tenaga Listrik
Dewasa ini berbisnis layanan jasa mencuci atau Laundry, tumbuh subur dimana-mana dan telah menjadi gaya hidup. Tentu saja kegiatan ini akan memberikan manfaat bagi pelaku bisnis dan bagi mereka yang memanfaatkan jasa ini. Namun, apakah terpikirkan oleh semua orang dampak negatif limbah air cucian bagi lingkungan sekitarnya? Sempatkah pemilik laundry dan pengguna jasa laundry memikirkan mengubah air limbah cucian ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan?
Kegelisahan itu juga meliputi Zhafira Mafaz dan Aulia Maray Obvius Cessaria, siswi SMP Negeri 5 Yogyakarta. Di tangan Zhafira dan Aulia ternyata limbah laundry itu diubah menjadi sumber energi listrik. Zhafira menjelaskan hal yang melatarbelakangi adalah kegelisahan mereka akan semakin banyaknya jasa laundry yang dianggapnya sudah menjadi gaya hidup. Limbah laundry yang langsung dibuang ke lingkungan lambat laun akan menimbulkan pencemaran. Zhafira dan Aulia akhirnya melakukan penelitian. “Alhasil, ternyata limbah laundry ini apabila dicampur dengan abu gosok akan menghasilkan energi listri,” ungkap Zhafira di lokasi Lomba Karya Ilmiah Remaja 2016, di Ruang Pithagoras Taman Pintar Yogyakarta, Senin, (18/07/2016).
Ditengah kepungan penonton dan tamu undangan yang menyaksikan, Zhafira menjelaskan secara teknis proses terjadinya sumber listrik secara runtut dan fasih. “Manfaatnya dapat mengurangi pencemaran, menciptakanan energi alternatif dan mengembangkan potensi limbah laundry,” ujar Zhafira.
Zhafira dan Aulia adalah dua dari puluhan siswa yang berasal dari 13 SLTP (SMP / Madrasah) negeri dan swasta di kota Yogyakata yang mengikuti lomba karya ilmiah remaja (KIR) Kota Yogyakarta tahun 2016. Pembukaan dilaksnakan di Taman pintar Yogyakata. Lomba meliputi tiga bidang yakni IPS, Kemanusian dan Seni; IPA; dan Teknik dan Rekayasa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edi Heri Suasana mengatakan peserta yang mengikuti pameran ada 32 stand dan berasal dari 13 sekolah sekota Yogyakarta. Panitia akan memilih 20 peserta terbaik untuk dikirim pada tingkat DIY mewakili Kota Yogyakarta. Dikatakan, KIR dilaksanakan di Taman Pintar (Tapin) Yogyakarta karena Tapin merupakan sience centernya Kota yogyakarta.
Heri menambahkan bahwa dukungan pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan dapat memotivasi para siswa untuk lebih bersemangat membangun budaya ilmiah, budaya meneliti, budaya menulis. “ Sehingga akan semakin menumbuhkan Yogyakarta sebagai kota pendidikan, dimana pendidikan itu tidak bisa lepas dari kegiatan literasi yakni membaca menulis dan meneliti,”ujar Edi.
Sementara itu, Ir. Aman Yuriadhijaya Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogyakarta mewakili Walikota Yogyakarta mengatakan bahwa pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan Karya Imiah Remaja (KIR) ini.
KIR ini menurut Aman merupakan sebuah proses untuk membangun semangat meneliti dan menulis sesuai dengan falsafah Ki Hadjar Dewantara yakni, Niteni, Nirokke, Nambahi (melihat, menirukan, menambahi) yang diadopsi Taman Pintar Yogyakarta.
Aman berharap kegiaatan lomba KIR ini merupakan bagian membangun atmosfir mewujudkan apa yang menjadi pemikiran tokoh pendidikan nasional itu. “Kir merupakan pengejawantahan dari semua itu,” harap Aman.
Lomba yang dibarengi dengan pameran ini diharapkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan siswa yanga ada di SMP dan Madrasah Tsanawiyaah sebagain bagian membangun iklim pendidikan yang lebih baik. “Semoga lomba yang diberengi dengan pameran ini tidak saja menjadi tontonan tetapi juga menjadi tuntunan kita semuanya,”pungkas Aman.
Lomba Karya Ilmiah dan Karya Tulis Ilmiah tingkat Kota Yogyakarta digelar tanggal 18-19 Juli 2016 di ruang Pithagoras Taman Pintar Yogyakarta. Selama dua hari itu, diharapkan dapat dikunjungi para siswa dari semua sekolah yang ada di kota Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penilaian Dewan Juri, Zhafira Mafaz dan Aulia Maray Obvius Cessaria dengan karyanya berjudul "Sumber Energi Listrik dari Limbah Laundry, Kenapa Tidak?" meraih juara I kategori IPA. Keduanya otomatis mewakili Kota Yogyakarta ke tingakat DIY pada lomba KIR mendatang.(@mix)