Seminar Remaja Kantor KB Yogyakarta Tekankan Pentingnya Kesehatan Reproduksi Remaja
Masa peralihan remaja, dari anak-anak menjadi dewasa, sering kali mendatangkan permasalahan yang sangat kompleks dan sulit ditanggulangi sendiri. Tiga risiko yang sering dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR), yaitu risiko-risiko yang berkaitan dengan seksualitas (kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, terinfeksi Penyakit Menular Seksual), penyalahgunaan Napza, dan HIV/AIDS.
Masa transisi kehidupan remaja dibagi menjadi lima tahapan (Youth Five Life Transitions), yaitu melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families), menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship), dan mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life).
Mempraktikkan hidup sehat diyakini menjadi penentu keberhasilan empat bidang kehidupan lainnya. Dengan kata lain, apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja tersebut juga akan gagal pada empat bidang kehidupan lainnya.
Dalam rangka menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat bagi remaja, diperlukan kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan informasi yang benar serta kesepahaman bersama akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja, sehingga dapat membantu mereka dalam menentukan pilihan masa depannya.
Hal-hal tersebut mengemuka dalam Seminar Remaja Kantor Keluarga Berencana Kota Yogyakarta bertema ‘Remaja dan Permasalahannnya’ yang bertempat di Ruang Bima Kompleks Balaikota, Jalan Kenari No. 56 Yogyakarta, Senin (25/7/2016) lalu.
Peserta seminar, kurang lebih 100 orang, berusia remaja, dari anggota Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) berbasis wilayah dan sekolah.
“PIK Remaja adalah suatu wadah kegiatan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja, guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga,” terang Pengurus Forum PIK Remaja Kota Yogyakarta, Yoppy Riskiade.
Acara dibuka oleh Asisten Pemerintah Setda Kota Yogyakarta, Ahmad Fadli, serta dihadiri berbagai narasumber kompeten. Selain Yoppy Riskiade, pembicara yang tampil adalah, dosen Fakultas Psikologi UGM Aisah Indati, serta Widyaiswara BKKBN DIY Dessy Phawestrina.
Data Pokok
Selama 2016, Dinas Kesehatan DIY mencatat, terdapat 1.078 pelajar usia SMP dan SMA melakukan persalinan remaja dan kehamilan di luar nikah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 976 kasus hamil di luar nikah.
Kasus hamil di luar nikah ternyata terjadi hampir merata di empat kabupaten dan kota di DIY. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Bantul, yakni 276 kasus. Peringkat kedua disusul kota Yogyakarta 228 kasus, kemudian Sleman 219 kasus, Gunungkidul 148 kasus, dan Kulonprogo 105 kasus (Koordinator Penelitian dan Diseminasi Data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia).
Sementara itu, data jumlah HIV AIDS dari 1993-2014 di Yogyakarta hingga September 2014 mencapai 2809 orang. Jumlah ini didominasi jenis kelamin laki laki, yaitu 1825 orang. Mereka berusia produktif (20-29 tahun). ( Christina Haryani/Staf Kantor KB Kota Yogyakarta)