Tekan DBD Dengan Nyamuk Ber-Wolbachia
Guna menekan ancaman demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta, tim peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) yang tergabung dalam Elimante Degue Project (EDP) melakukan menyebaran nyamuk ber-wolbachia di berbagai wilayah Kota Yogya.
Kali ini yang menjadi sasaran adalah Kampung Tegalrejo, Yogyakata. Kampung tersebut mendapatkan titipan ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia.
Dipilihnya lokasi tersebut karena tingginya angka kejadian DBD di daerah tersebut. Sementara itu, kepadatan penduduk di kampung tersebut tergolong tinggi.
Wolbachia merupakan salah satu bakteri alami yang hidup atau terdapat pada hampir 60 persen jenis serangga yang ada di sekitar kita, seperti kupu-kupu, lalat buah, capung, kumbang dan sebagian nyamuk yang menggigit manusia. Wolbachia ini merupakan bakteri yang aman bagi manusia dan lingkungan.
Melalui bakteri wolbachia yang diambil dari serangga dan dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti nantinya akan menghambat virus Dengeu penyebab DBD.
Menurut Peneliti EDP, Prof Adi Utarini sebelumnya pihaknya telah melakukan koordinasi dengan warga yang bersedia menerima telur nyamuk tersebut.
Ia menjelaskan dalam kurun waktu 15 hari diharapkan telur nyamuk akan berkembang dan kawin dengan nyamuk lain yang belum ber-Wolbachia dan menghambat penularan DBD ke manusia.
“Telur-telur nyamuk ini nantinya akan diletakkan di perkampungan dan dibiarkan dewasa. Nyamuk ini tidak akan berbahaya bagi manusia dan mampu berkembang biak dengan baik” katanya di lokasi, Rabu (31/8).
Secara bertahap, lanjutnya, telur akan dititipkan ke rumah-rumah warga di Tegalrejo. Harapannya nyamuk akan kawin dan menghasilkan keturunan yang ber-Wolbachia untuk menghambat penularan DBD ke manusia.
“Sementara untuk nyamuk jantan diharapkan turut mengendalikan populasi nyamuk, mengingat telur yang dihasilkan dari perkawinan dengan jantan ber-Wolbachia tidak akan menetas" ungkapnya.
Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan di wilayah Sleman dan Bantul dan menunjukkan hasil bahwa nyamuk ber-wolbachia ini mampu berkembang biak di lingkungan sekitar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Vita Yulia, mengatakan dalam paruh pertama 2016 Dinkes Kota Yogya mencatat kejadian DBD per Juni sudah mencapai 623 orang. Sementara, jumlah penderita DBD pada periode Januari-Desember 2015 mencapai 943 orang
Ia berharap agar masyarakat terus mendukung penelitian Aedes aegypti ber-Wolbachia yang baru ditetapkan di Kota Yogyakarta.
“Saya haarap kasus DBD bisa ditekan agar Yogya tetap mendapatkan predikat sebagai Kota Sehat yang sudah didapat selama lima kali,” katanya. (Han)