Bardan Al Khuri Wakili DIY Dalam Lomba PSM Beprestasi Tingkat Nasional
Bardan Al Khuri (tengah) di sela-sela acara Penilaian Lomba PSM Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016, Jum'at (16/9)
Bardan Al Khuri, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Rejowinangun berhasil maju mewakili DIY dalam lomba PSM Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2016 setelah sebelumnya pria kelahiran 5 Desember 42 tahun lampau ini berhak atas gelar PSM terbaik tingkat Propinsi. Keberhasilan Bardan tersebut melengkapi prestasi Kelurahan Rejowinangun di tahun 2016, di mana kelurahan yang dipimpin oleh Lurah Ratna Ningtyas ini mendapat predikat runner up dalam Lomba Evaluasi Perkembangan Kelurahan Tingkat Nasional regional Jawa dan Bali.
Bardan sendiri mulai aktif sebagai PSM di Kelurahan Rejowinangun sejak awal tahun 2011. Hal tersebut menurut Bardan dikarenakan ia melihat begitu banyak potensi di Kelurahan Rejowinangun yang belum tergarap dengan baik, dari situ ia bersama Lurah bekerja sama untuk mengekspos potensi-potensi yang ada.
“Awalnya saya melihat banyak UMKM dari warga yang belum tergarap maksimal. Potensi tersebut belum dipasarkan dengan baik, dari situ saya bersama Bu Lurah mengajak segenap masyarakat Rejowinangun untuk nggoleke dalan dalam memasarankan produk UMKM yang ada” Terangnya di sela-sela acara penilaian Lomba PSM Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2016, Jum’at (16/9) di Kantor Kelurahan Rejowinangun.
Lebih lanjut, diakui oleh Bardan, keaktifannya sebagai PSM itu dilatarbelakangi oleh passion serta kecintaannya terhadap kegiatan sosial dan keorgansiasan. Bardan sendiri mengaku aktif di berbagai organisasi sosial sejak remaja.
“Sejak awal memang saya menyukai kegiatan organisasi sosial, hal ini ditambah dengan dukungan penuh dari keluarga. Kebetulan saya bekerja di malam hari sehingga pagi dan siang saya bisa fokus mengurusi PSM” Tutur pria dua anak ini.
Hal tersebut diiyakan oleh Ratna Ningtyas. Menurut Ratna, sejak awal ia menjabat sebagai Lurah, Bardan sering terlihat berada di Kantor Kelurahan dan menanyakan hal-hal yang bisa dikerjakan untuk membantu kegiatan pelayanan di Kelurahan, padahal ia bukan pegawai Kelurahan
“Mas Bardan ini sangat entengan, dia aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, mulai dari mendampingi lansia, bidang kesehatan, ketertiban, dan seni budaya, yang paling menonjol adalah keaktifannya dalam memasarankan produk-produk UMKM di Rejowinangun, salah satunya melalui kegiatan Sunmor Bonbin. Mas Bardan aktif di 21 lembaga sosial yang ada di Rejowinangun, bahkan ia merupakan satu dari sedikit laki-laki yang aktif di PKK. Ia juga rajin muter-muter dari rumah ke rumah untuk mencari berbagai informasi yang ada di masyarakat, seperti misal pendataan warga yang buta huruf dan putus sekolah.Semua itu dilakukan secara sukarela” Tutur Ratna di acara penilaian yang juga dihadiri oleh Kepala Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Hadi Muchtar, Kabid Partisipasi Sosial Masyarakat DInas Sosial DIY, EKo Darmanto, serta Camat Kotagede, Nur Hidayat.
Sementara itu, Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti menuturkan, sepak terjang Bardan sebagai PSM merupakan pengejewantahan semangat Segoro Amarto yang ada di Kota Yogyakarta. Bardan, menurut Walikota adalah bukti konkrit dari pembangunan kesejahteraan sosial yang mengedepankan peran aktif masyarakat.
“Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial telah mendorong bergesernya paradigma pembangunan kesejahteraan sosial dengan lebih mengedepankan peran aktif masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok melalui pengembangan nilai-nilai sosial budaya seperti yang tercermin dalam Segoro Amarto, sebagai spirit warga Yogyakarta dalam melakukan segala aktivitas. Kita patut bersyukur, partisipasi masyarakat Yogyakarta dalam kegiatan sosial cukup besar. Hal tersebut dapat dilhiat dari banyaknya masyarakat yang menjadi PSM yang sampai saat ini telah mencapai jumlah 1049 PSM, salah satunya adalah Bardan Al Khuri” Kata Walikota melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Muhammad Sarjono.
Terkait dengan aktivitas sosial Bardan, salah satu juri yang menilai perlombaan tersebut, Siti Aliftinah Anggoro mengaku kagum. Menurutnya, di zaman yang mengedepankan individualisme, masih ada sosok seperti Bardan yang secara sukarela mendampingi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Selain itu, senada dengan walikota, keberhasilan Bardan merupakan bukti sinergitas yang terbangun baik antara masyarakat dan pemerintah.
“Kata kunci keberhasilan sebuah kelurahan adalah jika Kelurahan menyentuh sosial, sejauh ini kebanyakan Kelurahan hanya memperhatikan PKK, ini berbeda dengan Rejowinangun, di mana Lurah mampu bersinergi dengan masyarakat melalaui PSM untuk menyentuh berbagai kegiatan sosial di masyarakat. Pak Badran selaku PSM pun tidak hanya memenuhi aspek-aspek penilaian yang ada, namun juga mampu berinovasi” Pungkas Siti.
Bardan sendiri saat ini telah masuk dalam 17 besar PSM terbaik se-Indonesia setelah sebelumnya presentasi yang ia bawakan pada tanggal 17-19 Agustus lalu di Jakarta berhasil menyisihkan 17 kandidat lainnya dari 34 propinsi di Indonesia. Saat ini Bardan masih harus melewati tahap penilaian yang meliputi penilaian administrasi, penyelenggaraan program, aspek sosial, serta aspek personal kepribadian untuk maju ke dalam 5 besar PSM berpretasi tingkat Nasional. (ams)