Jambore Remaja 2016 Menuju Remaja Berkarakter dan Berbudaya
Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Keluarga (KBPK) Kota Yogyakarta menyelenggarkan Jambore Remaja 2016 yang di lepas Walikota Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Kepala Humas dan Informasi Sekda Kota Yogyakarta Tri Hastono Jumat (16/9) di Pendopo Balikota.
“Kegiatan Jambore PIK-R ini dimaksudtkan untuk memberikan berbagai pengetahuan yang memadai dalam lingkup pergaulan dan pemahaman dunianya, agar semakin bisa memilih aksi-aksi yang bermanfaat dan menghindari aksi-aksi yang menjerumuskan ke dalam pergaulan yang tidak sehat” hal tersebut di sampaikan oleh Walikota Yogyakarta dalam acara pelepasan Jambore Remaja 2016 di Pendopo Balikota
Menurut Kepala KBPK Kota Yogya Eny Retnowati, jumlah pasangan usia nikah dini di Kota Yogya sebenarnya sangat rendah. Dari batas maksimal yang ditetapkan pusat sebesar 3,5 persen pasangan usia subur (PUS), Kota Yogy hanya 0,16 persen. "Meski rendah, tapi harus bisa dicegah supaya tidak bertambah," tandasnya di sela pelepasan peserta Jambore Remaja.
Terdapat 180 peserta yang akan mengikuti Jambore Remaja hingga 18 September 2016. Seluruhnya merupakan perwakilan dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) yang ada di sekolah maupun wilayah. Momentum Jambore Remaja itu akan dimanfaatkan untuk memperdalam pemahaman terkait kesehatan reproduksi.
Eny Retnowati menambahkan, para remaja masa kini sudah dituntut mampu memahami kesehatan reproduksi dengan baik. Hal itu bukan lagi menjadi sesuatu yang tabu lantaran kemajuan teknologi kerap membawa pengaruh negatif dalam perkembangan remaja. "Kesehatan reproduksi ini sangat rawan, makanya remaja harus tahu dan kaya wawasan. Jangan sampai melakukan masalah yang fatal bagi kehidupannya kelak," imbuhnya.
Diakuinya, orang yang menikah di bawah usia 20 tahun dinilai belum siap dari sisi psikis maupun fisik. Secara psikis, emosional pasangan nikah usia dini belum cukup stabil. Sedangkan dari sisi fisik, kesehatan reproduksinya masih belum siap. Apalagi, pernikahan dibutuhkan kematangan sosial guna membina kehidupan keluarga. "Tidak jarang, yang menikah dini ini berakhir perceraian. Ini yang harus dihindari dan dicegah," tandasnya.