Dalam rangka mengembangkan potensi daerah dan melestarikan cagar budaya Kotagede, Forum Joglo dibantu OPKP Singosaren, Prenggan, Purbayan, Jagalan, dan Rejowinangun serta Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Festival Budaya Kotagede (FBK) 2016. Meski sempat diguyur derasnya hujan acara ini tetap mendapat apresiasi besar dari masyarakat.

Camat Kotagede Nur Hidayat mengatakan, FBK digelar karena tidak lepas dari peran Kotagede sendiri yang memiliki sejarah panjang sebagai Ibu Kota Kerajaan Mataram Islam sejak 1588.

“Keberadaan FBK ini merupakan suatu bentuk atau ajang untuk mengangkat nilai-nilai budaya serta sejarah yang kemudian diberdayakan demi kemaslahatan orang banyak” ungkapnya, Minggu (25/9).

Selain itu, lanjutnya, tujuan kegiatan FBK adalah untuk menggali potensi nilai-nilai luhur budaya dan sejarah di Kotagede. “Juga menjadi ajang promosi maupun informasi mengenai budaya dan sejarah Kotagede” ujarnya.

Menurutnya, meski berorientasi pada promosi wisata budaya, festival semacam ini akan bisa mendorong kesadaran masyarakat Kotagede untuk lebih serius memperhatikan potensi warisan budaya di sekitarnya.

"Tak hanya warisan budaya yang materiil seperti perak, joglo, situs heritage peninggalan Kraton Mataram Islam atau makanan tradisional tapi juga nilai-nilai kearifan lokal komunitas warga Kotagede," tegasnya.

Selain karnaval budaya, festival ini juga diisi pementasan kesenian tradisional berupa seni tari, musik tradisional, musik religius, pementasan seni kolaborasi dan drama tradisional.

Peserta FBK berasal dari berbagai wilayah Rukun Warga se Kecamatan Kotagede, diawali oleh Bregodo Marching Band dan selanjutnya Bregodo Ngeksigondo, Bregodo Pembawa Martoloyo, Bregodo Tumenggung Wiroguna, Bregodo Tumenggung Sorontani, Bregodo Martopura, Bregodo Mataram, Bregodo Tumenggung Singoranu, Bregodo Tumenggung Ki Junu Khinting.

Untuk rutenya sendiri di mulai dari Jalan Ki Penjawi menuju ke SMPN 9 kemudian finish di kampung Ndalem yang berada di sebelah selatan pasar Kotagede. (Han)