Miftahudin Nur Ihsan Ciptakan Jumputan Batik Motif Virus Pertama Di Dunia

Pemilik Smart Batik Indonesia sekaligus Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta bidang Sosial, Budaya, Pariwisata, dan Bela Negara tahun 2016, Miftahudin Nur Ihsan kembali membuat inovasi dalam dunia batik.

Kali ini, Ihsan sapaan akrabnya, mengombinasikan Batik motif virus dengan Jumputan, sehingga tercipta batik jumputan motif virus yang belum pernah ada sebelumnya.

Alumni Strata satu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Jurusan Pendidikan Kimia tahun 2016 ini mengaku bahwa cukup sulit untuk mengombinasikan batik dan jumputan.

“Dalam proses pembuatan, saya harus berjuang berulang kali karena sifat batik dan jumputan yang bertolak belakang ketika diwarna menggunakan warna naftol” ujarnya ketika di jumpai dirumahnya, Sabtu (1/10).

Namun berkat semangat yang tak pernah pudar akhirnya ia berhasil mengkombinasikan keduanya. “Alhamdulillah akhirnya saya dapat mengombinasikannya setelah berulang kali mencoba.” katanya.

Ia sengaja mengangkat motif virus dalam produknya lantaran di Indonesia dan bahkan di dunia belum pernah ada yang membuat. Motif virus yang ia buat adalah motif virus influenza dan virus HIV.

“Selain itu saya juga ingin memberikan edukasi tentang bahaya virus ini kepada konsumen yang membeli produk saya. Ya, meskipun motifnya sedikit ekstrim, tetapi saya berharap produk ini akan bermanfaat” ungkapnya.

Meski produknya belum di pasarkan Ihsan sudah mematok harga batik jumput motif virus tersebut, untuk ukuran 2 m x 1,5 m dengan katun prima 90/70 ia mematok harga antara 120.000 rupiah hingga 150.000 rupiah.

Pemuda yang beralamat di Ketanggungan RT 57, RW 12, KelurahanWirobrajan, Yogyakarta ini memang baru 1 tahun fokus di dunia batik. Meskipun demikian, sudah banyak prestasi yang diraih khususnya ketika membawakan Smart Batik Indonesia, seperti Juara 1 Lomba Inovasi Bisnis Pemuda bidang Jasa dan Perdagangan BPO DIY 2016, Pemuda Pelopor Kota Yogyakarta bidangSosial, Budaya, Pariwisata, dan Bela Negara 2016,

Bertepatan dengan peringatan Hari Batik yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2016 esok, Ihsan berharap agar generasi muda lebih berperan aktif dalam menjaga eksistensi batik sebagai budaya asli Indonesia.

“Saya berharap pengusaha - pengusaha batik khususnya yang masih muda, terus dibina dan difasilitasi untuk mengembangkan usahanya” harapnya. (Han)