Antisipasi Bencana Banjir dan Kebakaran, Warga Bintaran Ikut Simulasi Tanggap Bencana

Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta secara kosisten menggelar simulasi atau pembentukan Kampung Tangguh Bencana (KTB). Hal itu dilakukan guna memberi edukasi, serta pemahaman kepada masyarakat bilamana terjadi bencana.

Kali ini BPBD Kota Yogya melakukan sosialisasi dan pembentukan KTB di kampung Bintaran, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan Kota Yogya dengan simulasi banjir dan kebakaran di Aula gereja Bintaran.

Dalam simulasi tersebut, tak hanya melatih kesiapan terkait evakuasi korban namun dipraktikan pula bagaimana manajemen logistik dan manajemen komunikasi yang efektif ketika terjadi situasi darurat.

Kepala BPBD Kota Yogya, Agus Winarto  menjelaskan, pembentukan KTB bertujuan untuk mewujudkan masyarakat tangguh bencana dalam menghadapi bencana yang lebih terarah, terencana, terpadu dan terkoordinasi.

Selain itu, lanjutnya, juga mendorong saling melengkapi seluruh program yang ada di suatu kampung, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko.

“Kami tidak berharap ada bencana, tapi masyarakat perlu dibekali pengetahuan tentang itu untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi,” katanya Minggu (2/10).

Sementara itu Lurah Wirogunan, Suprihastuti mengatakan simulasi yang diadakan di Bintaran ini memberikan dampak yang positif mengingat padatnya penduduk di kampung Bintaran, Ia berharap dengan adanya simulasi seperti ini masyarakat bisa tanggap oleh bencana.

“Dipilihnya simulasi bencana banjir dan kebakaran karena kedua jenis bencana tersebut yang berpotensi di Bintaran” ujarnya di sela-sela simulasi.

Sulastri (46), warga RW 01‎ Bintaran, mengatakan penanganan bencana banjir dan kebakaran tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena permukiman kami selalu tergenang bencana banjir dengan ketinggian 30-50 centimeter.

"Kita memang butuh pelatihan seperti ini, soalnya disini kalau sedikit-sedikit kena hujan pasti kali code akan meluap, belum lagi kalau hujannya gak berhenti seharian, bisa sepinggang orang dewasa," ujar Sulastri.

Menurutnya, dengan melakukan simulasi penanganan bencana secara rutin dan terus menerus, maka masyarakat akan memahami langkah-langkah penanganan bencana sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. (Han)