Kontingen Tegalrejo Gelar Gladi Kotor Pawai Budaya Jogja
Kontingen Kecamatan Tegalrejo memantapkan gerakan dan koordinasi dengan melakukan Gladi Kotor, Minggu (2/10), di halaman Kantor Kecamatan Tegalrejo. Gladi kotor diikuti hampir sebagian besar seniman yang akan tampil pada puncak acara HUT Ke-260 Kota Yogya. Diiringi musik etnik, para seniman menari sesuai tema yang diusung, yakni Gathotkaca, termasuk tampilnya simbol potensi Kecamatan Tegalrejo yang akan muncul di tengah aksi pawai.
Ketua Tim Produksi, Ch. Heru Kuswanto, menuturkan, persiapan kontingen Kecamatan Tegalrejo telah mendekati akhir. “Hanya kurang sedikit saja dalam hal kostum dan special effect,” katanya.
Menurutnya, dengan Gladi diharapkan para seniman semakin padu dan mantap melakukan gerakan. Apabila ada kekurangan, langsung dapat diperbaiki.
Berbagai properti yang telah siap juga ditampilkan pada acara pagi hingga siang itu. Terlihat para seniman dengan semangat menampilkan gerakan gemulai dan harmonis.
Tidak hanya para orang tua, remaja putra maupun putri turut andil dalam Gladi. Mereka menari sesuai arahan Tim Pengarah Gerak maupun Sutradara. Bahkan saat hujan turun tidak mengendurkan semangat para seniman untuk beraksi.
Menurut Tata, salah satu seniman yang akan tampil, Gladi dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kekompakan tim saat pelaksanaan pawai.
“Semakin sering kami melakukan gerakan secara bersama-sama maka komunikasi dan kekompakan seluruh anggota tim akan terjaga. Selain itu, kepercayaan diri masing-masing orang akan terbentuk, mengingat yang akan tampil saat pawai banyak juga para remaja yang belum pernah tampil di depan banyak orang,” ujarnya.
Dengan Gladi, sambungnya, akan memantapkan gerakan dan harmonisasi seluruh tim, yang pada akhirnya, dapat meningkatkan kepercayaan diri masing-masing personel.
Kostum Buatan Sendiri
Sementara itu, Koordinator Pawai Budaya Jogja Kecamatan Tegalrejo, Wirayatno, mengungkapkan, kostum untuk Pawai Budaya Jogja dibuat sendiri oleh warga Kelurahan Kricak.
“Terus terang, apabila hanya mengandalkan bantuan dana dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, hasilnya tidak maksimal. Sehingga kami mengandalkan bantuan donatur, bantuan paguyuban kesenian masing-masing kelurahan, serta swadaya masyarakat guna pelaksanaan maupun persiapan pawai,” ucap Wira, panggilan akrabnya.
Khusus kostum, swadaya masyarakat dan anggota tim produksi sangat membantu dalam pembuatannya. Dengan bantuan warga Kricak yang memang ahli dalam pembuatan kostum maupun properti, kontingen Kecamatan Tegalrejo dapat berharap banyak terhadap hasil akhir Pawai. (Kurniawan Sapta Margana/Kecamatan Tegalrejo)