Wayang Jogja  Night Carnaval 2016  Mantapkan Yogyakarta Sebagai Kota Budaya

Puncak perayaan hari ulang tahun Kota Yogyakarta dirayakan dengan sangat meriah, Jumat, (07/10/2016) malam. Ribuan warga masyarakat  dari kota Yogyakarta dan sekitarnya serta wisatawan mancanegara tumpah ruah di sepanjang jalur kirab dari Jl. Jendral Sudirman hingga Tugu Pal Putih Yogyakarta. Kirab budaya yang bertemakan Wayang Jogja  Night Carnaval menampilkan atraksi kesenian dari 14 kecamatan di kota Yogyakarta. Semuanya mengambil cerita wayang.

Setelah dibuka dengan sebuah tarian kolosal,  Gubernur  DIY  Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta Walikota H. Haryadi Suyuti  secara simbolis memanah ke arah Tugu Pal Putih, sebagai simbol acara Wayang Jogja  Night Carnaval  resmi dibuka.

Sebuah fragmen cerita wayang tentang perjuangan seekor kera putih yang bernama Anoman menyelamatkan Dewi Shinta , istri prabu Rama yang diculik Rahwana dari kecamatan Mantrijeron mengawali persembahan dari 14 kecamatan. Wayang Jogja  Night Carnaval diakhiri dengan penampilan kecamatan Gondomanan yang mengambil cerita Bima yang dijebak Begawan Durna untuk mencari Banyu Perwita Sari di dasar laut selatan. Dalam perjalanan banyak halangan dan rintangan, temasuk dari gangguan Rukmuka, Rukmakala, dan Naga yang bernama Nemburnawa. Namun dengan kegigihannya Bima selalu menang dalam pertarungan dan akhirnya Bima bertemu dengan dewa sesungguhnya yakni Dewa Ruci. Bima mendapatkan banyak nasehat tentang kehidupan dari Dwa Ruci.

Selain  Gubernur DIY, Sri Sultan HB. X beserta keluarga dan Walikota Yogyakarta H, Haryadi Suyuti dan Istri  kirab budaya dihadiri oleh para pejabat dan tamu undangan dari Propinsi DIY, Kabupaten sekitarnya,  Tokoh masyarakat, agama, budayawan dan tamu peserta Fam Trip dari  Jepang.

Sri Sultan HB X dalam sambutannya mengatakan kegiatan Wayang Jogja  Night Carnaval akan semakin mengukuhkan Yogyakarta sebagai kota Budaya, Kota toleransi yang layak menjadi tujuan utama bagi wisatawan.  Kegiatan itu pula merupakan ajang interaksi antara budaya tradisional dengan dunia moderen. “Wayang Jogja  Night Carnaval, adalah ajang interaksi antar budaya tradisional seperti wayang dengan media moderen seperti street art. Wayang Jogja  Night Carnaval menjadi hiburan spektakuler. Mengukuhkan Yogyakarta sebagai kota berbudaya dan berperadapan, penuh toleransi dan menyejukkkan,” ujar Sri Sultan.

Sementara itu Walikota Yogyakarta mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada seluruh entitas masyarakat Kota Yogyakarta yang ikut mempersembahkan potensi mereka kepada Kota Yogyakarta. Dikatakan  Kota Yogyakarta terus berproses dengan pembangunan menjawap tantangan untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkulitas, berkarakter dan inklusif denga pariwisata berbasis budaya menuju ekonomi kerakyatan.  

Tema wayang pada HUT Kota Yogyakarta ke-260 2016 ini menurutnya sangat relevan karena merupakan sebuah narasi untuk mengisi kehidupan semesta.” Wayang merupakan narasi mengisi kehidupan semesta untuk membangun kehidupan dalam keselarasan,” tegas walikota.

Walikota berpesan agar warga masyarakat ikut membangun kota Yogyakarta dengan berbagai potensi yang dimiliki. “ Marilah kita bersama mebangun kota kita tercinta. Mari kita jaga kota Yogyakarta agar tetap aman, nyaman, dan bersih. Dari Jogja untuk Indonesia dan dunia,” tutup Haryadi. (@mix)