Meski mengenakan kostum buatan sendiri, kontingen tegalrejo tampil begitu memukau dalam pawai budaya semalam, Jum’at (7/10). Mengusung cerita gatot kaca, Kecamatan Tegalrejo berhasil menyita perhatian banyak penonton.

Ketua Tim Produksi, Ch. Heru Kuswanto mengaku, kostum yang dikenakan kontingen tegalrejo dibuat sendiri oleh warga kelurahan kricak. Selain karena keterbatasan dana, hal ini dilakukan sebagai wujud totalitas warga tegalrejo dalam menyambut dirgahayu Yogyakarta yang ke-260.

Warga tegalrejo memang ahli dalam pembuatan kostum dan properti. Hal ini menjadi modal berharga tegalrejo dalam menghadapi ajang semalam. “Sehingga tim produksi semakin maksimal dalam menyiapkan kostum,” lanjutnya.

“Kami menyadari bahwa dana dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta tidak cukup apabila tidak ditunjang dana dari sumber lain. Untuk menekan pengeluaran, kami memilih untuk membuat kostum sendiri,” ujarnya.

Untuk pembuatan kostum ini, lanjutnya, kami mendapat banyak sumber bantuan yakni donatur, bantuan paguyuban kesenian masing-masing kelurahan. Selain itu juga ada gerakan swadaya masyarakat. “Hal ini sangat membantu kami,” lanjutnya.

Tampil Memukau

Sederhana, Unik, Menarik. Begitulah kalimat singkat untuk menggambarkan penampilan kontingen kecamatan tegalrejo dalam wayang yogya night carnival semalam. Kontingen ini mampu menampilkan cerita gatot kaca dengan kemasan menarik.

Berjumlah 50 orang, rombongan kontingen tegalrejo mengawali penampilanya dengan tarian para selir dan para prajurit. Dengan busana warna putih, selir-selir menari indah memainkan selendangnya.

Sementara sang gatot kaca berdiri gagah diatas replika gunung merapi, seolah sang gatot bersinggasana di atas gunung. Penampilan Kstaria pringgondani nama lain gatot kaca semakin sempurna dengan efek lampu yang sesekali menyorot wajahnya.

 “Gatot kacanya terlihat gagah, replika gunung merapinya juga sangat mirip,” kata indah, salah satu penonton yang terpukau dengan penampilan kontingen tegalrejo. (Tam)