Kicauan Burung Meriahkan HUT ke-260 Kota Yogyakarta
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) menggelar Lomba Burung Berkicau Walikota Cup bertempat di Halaman Balaikota, Minggu (9/10) pagi. Lomba ini, selain diselenggarakan sebagai rangkaian dari kemeriahan Hut Kota Yogyakarta yang ke-260, juga dimaksudkan untuk memasyarakatkan satwa burung, khususnya burung kicau.
“Harapannya, lomba ini mampu menambah semangat masyarakat Kota Yogyakarta dalam mengenal, mencintai dan melestarikan satwa, khususnya burung ocehan” Demikian disampaikan oleh Lucy Irawati selaku Kepala Disperindagkoptan sekaligus penanggung jawab event ini.
Ditambahkan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadi Jaya, perlombaan yang sudah diselenggarakan sebanyak dua kali ini sekaligus menjadi komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menjadikan Yogyakarta sebagai Kota Wisata rekreatif bagi hobbyist burung berkicau.
“Dua kali penyelenggaraan lomba burung berkicau merupakan bukti perhatian Pemerintah Kota terhadap komunitas pecinta burung berkicau. Semoga acara ini akan terus ada setiap tahunnya dan dapat mengukuhkan Kota Yogyakarta sebgaio kota wisata rekreatif bagi masyarakat pecinta burung berkicau” Tuturnya.
Animo pecinta burung kicau sendiri terhadap perlombaan ini terhitung cukup tinggi, dapat dilihat dari jumlah peserta yang mencapai 600. Tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta saja, peserta juga datang dari luar kota, salah satunya adalah Yosi, peserta asal Salatiga ini mengaku tak pernah absen dalam dua kali penyelenggaraan Walikota Cup.
Lomba sendiri dibagi dalam empat kelas dan terdiri atas 20 sesi lomba. Kelas utama yakni kelas Walikota yang melombakan burung jenis murai batu dan lovebird, sementara kelas lainnya yaitu Kelas Jogja Istimewa memperlombakan burung jenis lovebird, kacer, kenari standar, kenari kalitan standar, cucak hijau, pentet. Sementara itu Kelas Pamong Praja mempertandingkan murai batu, lovebird, kacer, kenari standar, kenari kalitan standar, cucak hijau, anis merah, dan yang terakhir Kelas Rakyat diikuti oleh burung jenis lovebird, pentet, pleci A/B, dan anis merah.
Dalam penyelenggaraannya, perlombaan ini mengambil tiga kriteria dasar penilaian, yakni irama dan lagu sebagai penilaian utama, volume dan suara, dan yang terakhir adalah fisik dan gaya. Agar Juri bisa benar-benar menilai kualitas kicau burung, maka lomba ini bersifat silent atau non-teriak, artinya selama perlombaan pemilik burung dilarang keras berteriak atau membuat kegaduhan yang bisa mempengaruhi penilaian juri atas kualitas kicau burung. (ams)