Wirobrajan Terbaik, Danurejan Jadi Favorit

Kecamatan Wirobrajan berhasil meraih predikat sebagai peserta terbaik dalam pelaksanaan Pawai Budaya ‘Wayang Jogja Night Carnival’ yang diselenggarakan pada Jum’at (7/10) lalu, sementara Kecamatan Danurejan terpilih sebagai peserta favorit dalam perhelatan yang menjadi puncak perayaan HUT ke-260 Kota Yogyakarta tersebut. Dua kecamatan lain, yakni Ngampilan dan Gondokusuman masing-masing menduduki posisi runner up dan juara ketiga.

Dikatakan oleh Kristiadi selaku anggota tim juri sekaligus tim kreatif Wayang Jogja Night Carnival, keempat kecamatan tersebut berhak menjadi empat besar terbaik karena dinilai mampu mengejewantahkan tema wayang dalam sajian street art yang menjadi konsep Wayang Jogja Night Carnival.

“Keempat kecamatan tersebut mampu memahami konsep street art yang dilandasi postmodernisme, yakni mengambil tradisi, lalu membersihkan akarnya dan memberi nilai baru serta membawanya ke jalanan dalam suatu pertunjukan street art tanpa harus kehilangan identitas wayang” Demikian dituturkan Kristiadi ketika ditemui di sela-sela acara penyerahan penghargaan pada peserta Wayang Jogja Night Carnival di Hotel Pesona Tugu, Kamis (13/10) malam.

Kecamatan Wirobrajan terpilih sebagai peserta terbaik karena Tokoh Dasamuka yang mereka tampilkan dinilai berhasil membawa semangat jalanan melalui kostum yang unik, praktis, sekaligus modern yang tercermin dalam pengunaan bahan ringan serta peserta yang mengenakan sepatu kets sebagai alas kaki . Sementara juara favorit, Danurejan menghadirkan puluhan ‘kera’ yang melakukan tarian a la cheerleader dengan iringan Electronic Dance  Music dalam fragmen Anoman Obong  yang diambil dari wiracarita Ramayana.

Menurut Octa Viantary dari tim kreatif Kecamatan Danurejan, peserta pawai seluruhnya diambil dari warga RW 13 Tegalpanggung. Peserta yang berjumlah sebanyak 100 orang tersebut dilatih menari khusus untuk event Wayang Jogja Night Carnival.

“Peserta seluruhnya dari warga, baik anak-anak, pemuda, bapak-bapak, maupun ibu-ibu. Mereka awalnya tidak ada yang memiliki basic menari, namun dilatih secara intesif oleh salah satu warga yang kebetulan pelatih cheers, sementara untuk ogoh-ogoh kami dibantu warga asrma NTT. Konsep ini dipilih karena kami ingin membuat suatu tampilan wayang yang berbeda ” Ungkap wanita yang juga menjabat sebagai Ketua RW 13 Tegalpanggung tersebut.

Jadi Agenda Tahunan, Peserta Diharap Lebih Berani

Sementara itu, Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti mengapresiasi penampilan seluruh peserta Wayang Jogja Night Carnival, walau demikian walikota merasa peserta masih kurang berani dalam mengeksplor tema wayang. Walikota berharap ke depannya semakin banyak pemuda yang ambil bagian agar pelaksanaan pawai bisa lebih kreatif dan inovatif.

“Secara keseluruhan pawai kali ini merupakan salah satu pawai terbaik yang pernah ada di Yogyakarta, namun peserta masih banyak yang terikat pada pakem dan kurang berani berkreasi. Ke depannya saya berharap peserta makin berani berkreasi, misalnya menggunakan musik yang lebih variatif seperti hip-hop. Jangan takut berkreasi, namun jangan sampai kehilangan identitas wayang, jadikan Wayang Jogja Night Carnival sebagai pertunjukan yang berisi dan bisa dinikmati seluruh kalangan masyarakat dari tua sampai anak-anak” Tutur Walikota.

Masih kurangnya keberanian peserta dalam mengeksplor tema wayang dalam karnaval jalanan tersebut oleh Kristiadi disebabkan karena kesenian di Yogyakarta selama ini mayoritas masih berbasiskan pendapa bukan jalanan  namun dilihat dari penampilan para peserta tahun ini, Kristiadi optimis pelaksanaan Wayang Jogja Night Carnival selanjutnya akan lebih baik.

“Ada lonjakan yang cukup baik pada pelaksanaan karanaval budaya tahun ini, warga masyarakat sudah mulai mengenal konsep street art, saya yakin pelaksanaan tahun berikutnya masyarakat bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menggarap tema yang ada” Imbuh Kristiadi.

Wayang Jogja Night Carnival memang tengah dirancang sebagai agenda tahunan Kota Yogyakarta, menurut Kabid Promosi dan Kerjasama Disparbud Kota Yogyakarta, Yetty Martanti, pelaksanaan Wayang Jogja Night Carnival akan selalu melibatkan warga di wilayah sebagai aktor utama.

“Jika pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga , teman-teman wilayah hanya jadi penonto, kami ingin agar warga masyarakat terlibat langsung agar potensi mereka tergali dan bisa meneguhkan predikat Yogyakarta sebagai kota wisata dan budaya” Pungkas Yetty. (ams)