Kartu Indonesia Pintar, Pemerintah Ingin Budayakan Menabung Sejak Dini
Hari ini, Rabu (19/10) merupakan hari bahagia bagi para siswa Sekolah Menengah Atas (SMP) di wilayah Yogyakarta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memilih Yogyakarta sebagai Kota pertama Uji Coba kartu yang di gagas Presiden Joko Widodo ini.
Program Indonesia Pintar tidak hanya bertujuan untuk membantu para siswa secara finasial saja, namun dengan smart card ini Pemerintah ingin menanamkan budaya menabung pada para siswa sejak dini.
“Kartu Indonesia Pintar (KIP) Plus bukan hanya sekedar sarana untuk menyalurkan dana pendidikan bagi para siswa yang membutuhkan, tapi juga sebagai sarana bagi anak-anak untuk menabung,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad.
KIP Plus merupakan kartu elektronik yang bisa langsung dipergunakan untuk transaksi pembelian barang kebutuhan siswa. “sehingga mereka bisa berlatih untuk mengatur dan mengelola keuangannya sendiri,” sambungnya.
Menurutnya budaya menabung penting untuk dicanangkan sejak dini. Sehingga para siswa terbiasa dengan sistem perbankan. “Rencananya KIP ini tidak hanya diberikan kepada anak miskin saja, namun juga akan diberikan kepada semua anak termasuk yang mampu,” katanya.
Bagi anak miskin, sambungnya, saldo KIP diisi negara. Sementara bagi siswa mampu dan kaya, saldo KIP diisi orangtua masing-masing. “Berbekal smart card ini anak-anak anak terbiasa dengan aktivitas banking sehingga dengan sendirinya akan membentuk pribadi yang gemar menabung,” harapnya.
Jumlah dana yang akan disalurkan kepada penerima masih sama dengan sebelumnya, yakni Rp450 ribu untuk SD sederajat, Rp750 ribu SMP sederajat, dan Rp1 juta untuk SMA/SMK sederajat selama satu tahun.
Total ada 1.200 siswa di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang akan menerima smart card ini. Untuk penyaluran dana ini, Pemerintah menggandeng bank rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI).
Hamid berharap para siswa dapat memanfaatkan kartu ini secara bijak, sehingga tidak dipergunakan untuk hal yang sia-sia saja. “Transaksi non tunai bisa menekan potensi penguapan,” pungkasnya. (Han/Tam).