Gelar FGD, Pemkot Ingin Mengurangi Masalah Kependudukan
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) menggelar focus group discussion (FGD). Mengambil tema “identifikasi dampak kependudukan” diskusi berlangsung di Graha Pandawa, komplek Balaikota Yogyakarta, Jum’at (21/10).
Kegiatan yang dihadiri seluruh LPMK se-Kota Yogyakarta ini mengundang dua narasumber dari Universtitas Gadjah Mada. Hadir sebagai narasumber pertama Dewi Mariyanti Astuti yang menyampaikan materi tentang “Kesehatan Reproduksi Remaja. Sementara materi kedua disampaikan oleh Dr. Agus Herwanto tentang “pertumbuhan penduduk dan meningkatnya potensi konflik atau premanisme”.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). “Dinamika Kependukan yang terjadi belakangan ini seperti tingginya angka pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai,” kata Walikota dalam sambutanya yang dibacakan oleh Staf Ahli Walikota Bidang Administrasi Umum, Drs, Triwidiyanto.
Untuk itulah, diperlukan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dimana dalam era sekarang telah mengalami pergerseran paradigma. Yang semula hanya sebatas pada pembatasan kelahiran,saat ini lebih ditekankan aspek pembangunan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
Menurutnya dinamika kependudukan serta komposisinya dipengaruhi oleh tiga komponen demografi yaitu, Fertilitas (Kelahiran), Mortalitas (Kematian) dan Migrasi (Perpindahan Penduduk).
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mencatat jumlah penduduk Yogyakarta per Januari 2016 sebanyak 409.487 jiwa. Dengan kepadatan penduduk tertinggi se-DIY yaitu rata-rata per km persegi sebanyak 12.599 jiwa dari luas wilayah Yogyakarta 32,5 km persegi.
“Angka tersebut menunjukkan bahwa Yogyakarta dalam kondisi sangat padat sehingga memunculkan kekhawatiran akan timbulnya berbagai permasalahan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup,” lanjutnya.
Walikota Mengharapkan peran aktif dan kesiapan seluruh komponen masyarakat dalam menghadapi dinamika penduduk yang semakin besar, salah satunya melalui eksistensi LPMK.
Ia mengajak elemen LMPK untuk bersinergi dengan Pemerintah Kota Yogyakarta guna mengatasi permasalahan kependudukan demi peningkatan kualitas kesejahteraan penduduk. “salah satunya adalah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kunci terwujudnya masyarakat sejahtera dimulai dari keluarga yang sejahtera,” sambungnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu memicu kesadaran masyarakat akan arti penting keluarga yang sejahtera. Selain itu, diharapkan kepedulian dan peran aktif LPMK akan semakin meningkat, sehingga akan mencegah atau meminimalisir efek negatif kependudukan di wilayah masing-masing.
Sementara itu Kepala Kantor Keluarga Berencana (KKB) Kota Yogyakarta Eny Retnowati menekankan arti penting kualitas penduduk sangat menentukan Indonesia ke depan. “Penduduk merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional, namun jumlah penduduk yang besar harus diimbangi dengan kualitas penduduk yang baik,” paparnya.
Saat ini, lanjutnya Indonesia sedang mengupayakan peningkatkan kualitas penduduk agar ke depan terus mengalami peningkatan, ia juga menyebutnkan bahwa kualitas penduduk Indonesia sat ini menempati posisi ke 121 dari 180 negara di dunia. (Tam).