Sarasehan Warga Binaan UPT Panti Karya, Veny Hidayat: Jangan Takut, Mereka Adalah Teman Kita
Rencana pengambil alihan pengelolaan panti sosial dari Kota Yogyakarta ke (Propinsi ) DIY tidak menyurutkan semangat karyawan dan warga binaan sosial serta penyandang disabilitas eks psikotik UPT “Panti Karya” yang telah dipulangkan, untuk menggelar acara temu kangen dan sarasehan, Kamis, (20/10/2016) siang di UPT Panti Karya Karanganyar, Brontokusuman Mergangsan, Kota Yogyakarta dan dihadiri oleh 150 orang. Acara berjalan lancar dan meriah.
Kristianto Kasubag TU UPT. Panti Karya yang juga ketua panitia mengatakan acara sarasehan dihadiri oleh para kelayan dan keluarga kelayan yang masih tinggal di Panti Karya maupun yang sudah dipulangkan.
“Acara berjalan dalam suasana kekeluargaan. Para keluarga dan juga para kelayan menyampaikan ‘sharing’ serta unek-unek, perihal sampai sejauh mana penanganan kepada mereka yang sudah dikembalikan ke keluarga dan daerah asalnya,” ujar Kristianto.
Kristianto menambahkan maksud penyelenggaraan sarasehan eks warga binaan dan keluarga warga binaan itu untuk meningkatkan rasa kekeluargaan, jiwa dan semangat persatuan antar warga yang masih ada di panti karya dengan yang sudah meninggalkan UPT Panti Karya (eks binaan).
Hal itu, menurut Kristianto sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang disiabilitas, sebagai motivasi kepada penyandang disabilitas eks psikotik bahwa mereka mampu mandiri dan berbuat sesuatu yang bermanfaat terutama bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Juga, sebagai sarana dalam melaksanakan fungsi sosial sehinga bisa betinteraksi dengan orang lain.
Tujuan kegiatan itu adalah untuk memberikan kesempatan kepada penyandang penyandang disabilitas eks psikotik untuk mampu memenuhi kebutuhan hidup pribadinya dan untuk keluarganya. Selain itu, memberi motivasi kepada warga binaan bahwa merekapun mampu berkembang dengan memanfaatkan apa yang telah didapat melalui program pemberdayaan selama mereka masih di Panti. Juga, sebagai ajang pembuktian kepada masyarakat dan orang tua bahwa para penyandang disabilitas eks psikotik juga mampu hidup mandiri serta menghilangkan persepsi negatif karena tindakan yang tidak susila dapat berubah menjadi sebuah pujian.
Kristanto menambahkan selama ini panti sosial yang masih berada di bawah Dinsosnakertran Kota Yogyakarta itu memiliki tekad untuk kembali membangun mental dan moral para warga binaannya dengan memberikan pelatihan keterampilan kepada mereka sesuai bakat dan minat mereka. “Kami berharap suatu saat nanti, setelah kelayan keluar dari Panti Karya mereka dapat bekerja, membuka usaha sendiri dan berkembang. Bisa mandiri dan bisa diterima kembali dengan baik di masyarakat,” tambahnya. UPT. Panti Karya selama ini terus berkoordinasi dengan Propinsi DIY, Perguruan Tingi dan pihak swasta dalam hal pemberian keterampilan kepada para warga binaan.
Sementara itu, Veny Hidayat, M.Psi, dosen jurusan Psikologi FIP Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menambahkan bahwa UPT. Panti Karya dan UNY khususnya Himpunan Mahasiswa (HIMA) Psikologi UNY telah menandatangani sebuah kerja sama dalam pendampingan kepada para warga binaan di UPT. Panti Karya.
Dikatakan, para mahasiswa jurusan psikologi itu, mempunyai program pengabidian kepada masyarakat. Temanya Psilogi mengabdi. UPT Panti karya menjadi salah satu sasaran , supaya mereka dapat berkolaborasi untuk menunjukkan potensi minat dan bakat dari para kalayan (warga binaan).
Sejak awal bulan September 2016 para mahasiswa dan dosen pendamping berada di UPT Panti Karya. “Sudah satu setengah bulan kami disini. Kami melatih teman teman (warga binaan), setiap hari Kamis, Jumat dan Sabtu adik-adik datang kesini melatih teman-teman di sini,” terang Veny yang juga staf ahli bidang psikologi UPT. Panti Karya ini.
Selama satu setengah bulan itu, para kelayan diberikan keterampilan sesuai dengan bakat dan minat mereka masing-masing.
Alhasil, pada saat sarasehan para warga binaan menampilkan potensi yang dimiliki seperti bernyanyi, bermain musik dan berlenggak lenggok di depan penonton dengan busana Jawa dalam Fashion show.
Veny menambahkan keberadaan dirinya danpara mahasiswa di Panti Karya juga mau menunjukkan mengajak masyarakat di sekitarnya untuk tidak takut masuk dan bersosialisasi dengan warga yang ada di UPT. Panti Karya. Karena menurutnya, UPT. Panti Karya bukan suatu tempat yang manakutkan. “Mari, kami ajak masyarakat untuk datang kesini. Panti Karya bukan tempat yang menakutkan. Teman teman yang ada di sini memang adalah teman-teman yang spesial. Tetapi bukan berarti mereka adalah orang-orang yang harus kita hindari. Pintu gerbang UPT terbuka lebar untuk siapa saja,” ajak Veny.
Veny berharap kerja sama seperti ini akan terus berjalan meskipun UPT. Panti Karya akan berada di Propinsi DIY. “Kami berharap kerjasama dan kolaborasi tetap jalan walaupun kelembagaan Panti Karya berubah. Lembaganya boleh berubah tapi program kerjasama semoga berjalan terus. Kami siap bekerjasama,” tutup Veny. (@mix)