Panitia Natal 2016 Pemkot Jogja Serahkan Bingkisan Natal Ke Panti Asuhan Helen Keller
Panitia perayaan Natal 2016 karyawan Pemerintah Kota Yogyakarta menyerahkan bingkisan Natal berupa sejumlah uang untuk Panti Asuhan dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Helen Keller.
Rombongan panitia Natal yang dipimpin oleh Dra. Maria. K.Pontjosiwi Warsikensi (Asisten sekda bidang Administrasi Umum) itu disambut pengurus dan kepala sekolah SLB Helen Keller Suster Magdalena, PMY, di Jl. R.E. Martadinata 88A Wirobrajan Kota Yogyakarta.
MK. Pontjosiwi mengatakan sejumlah uang yang diserahkan ke Panti asuhan merupakan hasil pengumpulan dari karyawan PNS yang bekerja di Pemerintah Kota Yogyakarta. “Jumlah uang yang tidak seberapa itu, diharapkan dapat bermanfaat untuk kegiatan operasional di Panti asuhan nantinya,” harap Pontjosiwi.
Suster Magdalena, PMY mewakili panti asuhan dan SLB mengucapkan rasa terima kasih mereka dan akan menggunakan dana itu untuk keperluan panti.
Suster Magdalena menjelaskan Panti asuhan dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Helen Keller merupakan sebuah lembaga sosial yang menampung dan mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami kesulitan dalam belajar karena mempunyai kelainan fisik, mental, maupun sosial. Sekarang ini jumlah anak yang mendapat asuhan di Panti Asuhan dan SLB yang berada di bawah asuhan Yayasan Dina Upakara itu sebanyak 30 orang. “Anak kami berjumlah 30 orang. Ada 15 putra dan 15 putri. Semuanya berkebutuhan khusus. Usia mereka yang paling muda 6 tahun dan paling tua 18 tahun,” terang Suster Magdalena.
Suster Magdalena menambahkan ada anggapan negatif bahwa Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan kondisinya di bawah rata-rata. ABK bukan hanya anak-anak yang memiliki kondisi di bawah rata-rata saja namun ada yang berada di atas rata-rata. “Karena mereka mengalami kesulitan belajar sehingga memerlukan pendampingan khusus,” tambahnya.
Menurut Suster Magdalena anak-anak yang ditampung di Helen Keller ada yang bercacat ganda, seperti tuna rungu, tuna wicara dan juga tuna netra. Namun anak-anak itu bisa dilatih berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat maupun menggunakan huruf Braille. “Yang paling utama adalah bagaimana kami dapat melatih mereka untuk dapat melakukan pekerjaan yang sangat sederhana, seperti mengganti pakaian sendiri, atau mandi sendiri. Mereka juga diberi materi keterampilan,” ujar Suster Magdalena.
Panti Asuhan dan SLB Helen Keller berdiri sejak tahun 1996. SLB ini bernaung dibawah yayasan Dina Upakara milik para Suster kongregasi Putri Maria Yosep (PMY) yang berpusat di Wonosobo Jawa Tengah. (@mix)