Yogyakarta Terpilih Menjadi Tuan Rumah Pameran Filateli Nasional 2016
Rabu pagi, (9/11) Pameran Filateli se-Indonsia resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Aris Riyanta. Kota Gudeg kembali terpilih menjadi tuan rumah ajang pameran barang langka ini karena dinilai memiliki peran yang begitu menonjol dalam bidang filateli.
Bertempat di exhibition hall gedung kotak taman pintar, perhelatan ini digelar atas kerjasama Perkumpulan Filatelis Indonesia bekerjasama dengan PT Pos Indonesia. Pameran ini berlangsung selama lima hari sejak hari ini, rabu (9/11) hingga minggu (13/11).
Setelah 14 tahun silam, Yogyakarta kembali dipercaya menjadi tuan rumah ajang filateli nasional. Terakhir Kota Pendidikan di dapuk menjadi tuan rumah pada tahun 2002. “Keputusan ini diambil oleh rapat perhimpunan filateli se-Idonesia yang digelar di bali pada tahun 2015 kemarin,” kata Ketua Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia, Soeyono Sutikno.
Yogyakarta dinilai sebagai salah satu kota yang memiliki komunitas filateli terbanyak dan aktif. “penyelenggaraan tergantung komunitas yang ada di suatu daerah itu sendiri, apabila tidak ada maka juga akan sulit suatu daerah terpilih menjadi tuan rumah ajang ini,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemkominfo Ahmad M Ramli mengungkapkan bahwa Yogyakarta pantas menjadi tuan rumah pagelaran ini karena sejalan dengan karakteristik Yogyakarta sebagai kota yang berbudaya, berdaya tarik dan sangat terkenal di mata dunia. Ia menyebutkan bahwa total jumlah filateli di seluruh dunia ada 50 juta, dan sepertiganya berasal dari Indonesia.
Filateli adalah hobi yang sangat menarik dan begitu eksklusif, karena sejarah mencatat bahwa filateli merupakan salah satu hobi yang diganderungi raja-raja terdahulu, tak hanya para raja bahkan hobi ini juga digemari oleh tokoh-tokoh terkenal sekelas Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Ia mengajak untuk kembali ke masa lalu dengan menilisik jejak sejarah melalui prangko.
Perangko bukan hanya sekedar syarat administrasi dalam urusan surat menyurat melainkan sebagai bukti perjalanan sejarah suatu bangsa. Bahkan pihaknya berencana untuk membangun tugu pos di setiap pulau yang ada di Indonesia dan akan diberi kode pos. “Itu layak dilakukan karena itulah simbol kedaulatan negara, sekaligus menjadi wujud kepedulian terhadap kedaulatan negara,” paparnya.
Sementara itu Wakil Gubernur DIY mengaku bangga dan mengapresiasi kegiatan ini. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada para pihak terkait yang telah memberikan kepercayaanya kepada Kota Yogyakarta untuk menjadi tuan rumah perhelatan ini.
Ia menyebut filateli pada hakikatnya adalah hobi yang memiliki nilai finansial yang sangat tinggi. “Kebiasaan mengumpulkan perangko baik dalam maupun luar negeri akan melahirkan karya seni yang patut dibanggakan. Ia mengajak untuk terus melestarikan hobi yang kini mulai ditinggalkan ini,” katanya dalam sambutan resmi yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanta.
Hobi ini akan membentuk karakter manusia yang sabar, cermat dan teliti serta memberikan wawasan yang luas. “Mereka memiliki imajinasi yang sangat tinggi serta memiliki pemahaman yang luas,” imbuhnya.
150 Eksibitor dari 16 provinsi ramaikan perhelatan ini. Dengan menampilkan 2017 perangko dengan beragam kategori unik dan menarik, mulai dari edisi bulu tangkis hingga tokoh pahlawan nasional. Acara pembukaan ini ditutup dengan penandatanganan sampul pameran serta edisi khusus. (Tam)