Empat Menteri Apresiasi Pelaksanaan Kotaku di Karangwaru

Empat menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, ,Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi  Eko Putro Sandjojo, dan Menteri Kesehatan Nila Djoweita Moeloek mengapresiasi pelaksanaan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo.  Menurut mereka, program Kotaku mampu menyulap wilayah bantaran Sungai Buntung dari yang tadinya nampak kumuh menjadi asri.

“Terus terang saya tidak menyangka kawasan bantaran sungai bisa seindah ini.Tempat  ini  bisa dijadikan contoh bagi kawasan lain bagaimana gerakan masyarakat mampu mewujudkan lingkungan yang cantik dan sehat. ” Ungkap Puan di sela-sela kunjungan, Selasa (15/11) di kawasan titik nol Kelurahan Karangwaru.

Lebih lanjut Puan meminta warga Karangwaru untuk tetap konsisten dalam menjaga serta terus memperbaiki bantaran Sungai Buntung agar semakin nyaman ditinggali serta bermanfaat bagi warga Karangwaru itu sendiri

“Ini harus terus dijaga, dilestarikan, dan diperbaiki secara gotong royong karena ini menjadi tugas kita semua, bukan hanya pemerintah. Saya melihat banyak tanaman sereh yang bisa menangkal nyamuk. Akan lebih baik bila juga ditanami TOGA (Tanaman Obat dan Keluarga) agar dapat digunakan untuk kesehatan warga. Selain itu aliran sungi juga bisa dijadikan tenaga listrik” Tutur Puan.

Ditambahkan oleh Basuki selaku Menteri PUPR, kawasan bantaran sungai buntung ini juga berpotensi untuk dikem bangkan sebagai obyek wisata historis-edukatif agar memperkaya wilayah yang terletak di ujung utara Kota Yogyakarta ini

“Tegalrejo akrab dengan  sosok Pangeran Diponegoro, ini bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan wilayah Karangwaru menjadi kawasan wisata historis dengan mengambil ruh Pangeran Diponegoro yang juga terkenal sebagai ahli tata ruang. Dari sini diharapkan generasi muda dapat mengenal semangat kepahlawanan Pangeran Diponegoro" Ungkapnya.

Sementara itu, pendamping program Kotaku dari Kelurahan Karangwaru, Subandono menuturkan, mimpi warga Karangwaru selama ini akan lingkungan yang  bersih dan bebas banjir sudah terwujud melalui Program Kotaku. Hal tersebut menurut Subandono tak lepas dari tekad kuat dari warga masyarakat Karangwaru itu sendiri

“Ini merupakan mimpi warga Karangwaru yang sudah terbeli. Dulunya pada tahun 2009 Karangwaru terkenal sebagai kawasan kumu, bahkan Sungai Buntung mendapat predikat sebagai tempat pembuangan sampah terpanjang, namun dari situ warga saling menyadarkan untuk memperbaiki Karangwaru. Keinginan kami tersebut ditangkap oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR yang kemudian memfasilitasi kami melalui Kotaku” Kata Subandono

Kelurahan Karangwaru merupakan salah satu dari sepuluh Kelurahan yang menjadi sasaran program Kotaku. Beberapa perbaikan yang dilakukan antara lain revitalisasi bantaran Sungai Buntung sehingga mampu meminimalisir bencana banjir. Selain itu dilakukan juga pembangunan akses jalan lingkungan,  jembatan penghubung, serta pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

“Salah satu hasil pembangunan adalah Omah Sinau Masyarakat dan Anak Sekolah atau Om Simas. Ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan anak-anak untuk bermain dan belajar. Pembangunan di Karangwaru sendiri terbagi dalam enam segmen di mana segmen satu  dan dua sudah selesai, sementara segmen  empat saat ini sudah selesai 30% dan untuk segmen lainnya belum dimulai. Targetnya sebelum tahun 2019, semuanya sudah selesai” Pungkas Subandono. (ams)