Genap 20 Tahun, Paguyuban Trah HB II Gelar Syukuran
Minggu (20/11), Paguyuban Trah Ng. DSDISK Sultan Hamengku Buwana ke-II menggelar acara syukuran dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-20. Betempat di Grha Pandawa, acara ini turut dihadiri Plt Walikota Yogyakarta Drs. Sulistiyo, SH. CN. M.Si,.
Mengambil tema “Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Kepahlawanan Ng. DSDISK Sultan Hamengkubuwono II, Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh,” Ketua Paguyuban Trah HB II, Suyitno berharap acara ini menjadi momentum untuk merekatkan tali silaturahmi dan komitmen untuk terus menjaga budaya warisan leluhur.
Sementara itu Drs. Sulistiyo, SH. CN. M.Si., menuturkan, momentum ini merupakan saat yang tepat untuk terus meningkatkan ikatan silaturahmi kita sebagai insan manusia dengan terus menjaga hubungan yang baik, hubungan harmonis sebagai sebuah keluarga besar,”
Ia menuturkan bahwa Sultan Hamengkubowono II adalah tokoh Jawa yang paling menentang penjajahan belanda dan tidak pernah bekerjasama dengan penjajah. “Sultan Hamengku Buwono II salah satu raja Jawa yang sangat gigih menentang penjajahan dan memiliki pendirian teguh, “ imbuhnya.
“Sultan Hamengku Buwono II telah menunjukkan pribadinya sebagai bangsawan Yogyakarta yang menjaga integritas dan kekuasaan Kesultanan Yogyakarta,” sambungnya.
Bahkan, lanjutnya, Ia menjadi musuh utama Belanda yang dianggap telah melakukan intervensi terlalu jauh dalam kehidupan kraton Yogyakarta yang menurunkan wibawa raja-raja Jawa.
Menganggumi semangat ini, Sulistiyo mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk meneladani kegigihan Sultan Hamengkubuwono II. “Kita sebagai generasi penerus sudah semestinya dapat terus mengaktualisasikan semangat kegigihan, integritas dan sikap keteladanan beliau sesuai tugas dan tanggung jawab kita masing-masing,” ajaknya.
Sebagai bentuk bakti terhadap jasa-jasa para generasi pendahulu, Sulistiyo berharap generasi penerus saat ini mampu menjunjung tinggi Nilai-nilai filosofi yang telah ditanamkan oleh Sultan Hamengku Buwono II.
Namun, Sulistiyo tetap mengingatkan betapa bahaya globalisasi yang terkadang mengikis nilai-nilai budaya warisan para leluhur. “Tidak dapat kita pungkiri dengan kondisi masyarakat modern yang serba instan, menjadikan identitas budaya seolah-olah menjadi pudar,” paparnya.
Untuk itulah, ia berharap Paguyuban Trah Hamengku Buwono II terus memiliki komitmen kuat serta keteguhan hati menjadi pengawal budaya sebagai identitas Yogyakarta.
Menginjak usia ke-20 ini, Sulistiyo berharap Paguyuban Trah Hamengku Buwono II menjadi contoh bagi masyarakat serta semakin solid, semakin mantap dalam menjaga identitas serta keistimewaan budaya Yogyakarta. (Tam)