58 SKPD Di Lingkungan Pemkot Jogja Ikuti Pelatihan Smart City
Center For Digital Society (CFDS) fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri RI mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pelatihan Kota Pintar (smart city). Pelatihan ini diikuti oleh 58 SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Pelatihan selama dua hari itu, (Rabu dan Kamis, 23-24/11/2016) itu diselenggarakan di Grha Pandawa Balaikota Yogyakarta.
Dr. Ratminto, pengajar departemen Manajemen Kebijakan Publik Fisipol UGM dalam sambutan pembukaan pengatakan saat ini orang perlahan mulai meninggalkan era analog dan telah bergerak menuju ke era digital. Orang bukan lagi dituntut untuk bekerja keras tetapi bekerja cerdas. “Saya kira kita semua paham bahwa saat ini era analog sudah mulai ditinggalkan kemudian kita bergrak ke era digital. Dalam bekerja kita tidak lagi dituntut untuk bekerja keras tetapi bekerja lebih cerdas (smart) sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik,”ujar Dr. Ratminto.
Menurutnya, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat luar biasa itu akan lebih baik lagi dikombinasikan dengan kerja lebih cerdas. “Perkembangan teknologi berjalan sangat cepat dan kita perlu memanfaatkan itu. Sehingga ada konsep smart city. Kota Yogyakarta sebagai salah satu pelopor di bidang smart city. Ini dibuktikan dengan banyak penghargaan diterima,”imbuhnya.
Ratminto menambahkan untuk mengembangkan hal tersebut Center For Digital Society (CSDF) UGM dan Kementerian Dalam Negeri - Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Microsoft, memberikan pelatihan Samart City ke 10 Kota di Indonesia, salah satunya adalah Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Ir. Aman Yuriadijaya, MM Asisten Perekonomian dan Pembangunan, mewakili Plt. Walikota, mengatakan pelatihan smart city merupakan sebuah usaha untuk mewujudkan kota Yogyakarta sebagai kota pintar ( smart city ). Berbicara smart city bagi Pemerintah Kota Yogyakarta tentu menjadi isu strategis yang terus akan dijaga, ditumbuhkembangkan serta direalisasikan. “Karena bagi kami kota pintar adalah sebuah gambaran untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas sekaligus menumbuhkan daya saing kota dalam iklim berkompetisi yang luar biasa di kota kota di Indonesia ini saat ini. Sehingga smart city merupakan sebuah sebuah keharusan.” Ujar Aman.
Aman menambahkan Isu smart city ini selalu dibangun dalam atmosfir pembangunan di Kota Yogyakarta. Menurut Aman, smart city awal muasalnya tidak berbicara mengenai aspek aspek yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Basis awal smart city atau kota pintar berangkat pada dimensi dimensi pembangunan. “Jadi, kalau teknologi informasi dan komunikasi adalah sarana atau metodenya. Sementara, yang paling penting adalah pemahaman kita bahwa kota pintar itu mampu mewadahi berbagai dimensi dalam kehidupan bermasyarakat perkotaan.
Dimensi dalam masyarakat perkotaan yakni : Mewujudkan kehidupan yang nyaman di perkotaan; Mewujudkan masyaraat yang berkualitas, hal ini tidak hanya berkaitan dengan edukasi saja tetapi berkaitan dengan interaksi sosial masyarakat; Kemampuan untuk mewujudkan pelayanan publik dari pemerintah yang semakin cepat, transparan, berkualitas dan semakin akuntabel; Mewujudkan program keberlanjutan lingkungan . “Inilah dimensi yang untuk kemudian kita katakan bahwa kota Yogyakarta sudah semakin pintar, Yogyakarta sudah semakin smart.” Tambah Aman.
Enam dimensi inilah menurut Aman perlu diintegrasikan dan dioptimalisasikan untuk mewujudkan program yang lebih efektif dan efisien. Enam dimensi pintar yang menjadi ukuran sebuah kota pintar . Maka, teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menjadikan kepintaran itu semakin efektif dan efisien untuk dijalankan.
Aman menambahkan, teknologi informasi dan komunikasi adalah metode agar integrasi dan optimalisasi program kepintaran Jogja akan menjadi semakin baik. Artinya teknologi informasi dan komunikasi menjadi satu keharusan di masa sekarang ini.
Pemerintah kota Yogyakarta sudah sangat peduli dengan TIK. Kepedulian itu diwujudkan dalam penciptaan iklim kondusif yang tidak bisa lepas dengan apa yang dinamakan regulasi. “ Karena peran kita adalah peran pemerintah. Regulasi itu telah dibuktikan secara nyata menjadi kepedulian. Kepedulian pemerintah kota Yogyakarta dibuktikan dengan lahirnya Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Elektronic Government atau e-Government,”terangnya.
Perwal No.15 Tahun 2015 ini mengatur Pemerintah Kota Yogyakarta sebagaian dari dimensi kepintaran serta memberikan ukuran pembangunan teknologi informasi dan komunikasi. Perwal No.15 Tahun 2015 tentang e-Government berisi tentang tahapan pengembangan e-Government, yaitu : pertama, Penguatan Infrastruktur Jaringan dan Data Center; Kedua, Penguatan Infrastruktur Sistem Informasi; Ketiga, Integrasi Data dan Pengembangan Aplikasi Terintegrasi ; Keempat, Data Warehouse; Kelima, Implementasi Kebijakan Menuju Smart City.
Dikatakan, pelatihan ini sangat tepat dan bermanfaat bagi peningkatan kapasitas SKPD/Unit Kerja di Pemerintah Kota Yogyakarta yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung jalannya pelayanan birokrasi, pemerintahan, maupun layanan fasilitas umum yang akan menjadi lebih mudah, cepat, terjangkau dengan azas efisiensi, efektifitas, dan transparan.
Dalam konteks perencanaan dan pembangunan saat ini sedang hangat diperbincangkan perwujudkan Smart City. Sebuah konsep pengembangan wilayah di mana penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu secara maksimal peningkatan kualitas layanan kota dan pengembangan efektifitas interaksi dengan warga sehingga terbangun tatanan masyarakat yang maju, berdaya saing, dan sejahtera.
Selama dua hari pelatihan itu, peserta diberi materi seputar Smart City dari para pakar di bidangnya antara lain Dr. Ratminto, Prof. Achmad Djunaedi, dan Dr, Indri Dwi Apriliyanti, dari UGM, Chief Technology Officer dari Microsoft Indonesia Tony Seno, Developer /USADI, dan ISV PT. Atos Indonesia .
Prof. Achmad Djunaedi akan memberikan materi berjudul Smart City: Konsep, pilar, dan dimensi dan tahapan menuju Smart City, Dr. Ratminto membawakan materi berjudul Urgensi Kota Pintar sebagai solusi permasalahan perkotaan di masa kini. Pelatihan juga diisi dengan simulasi pengembangan dimensi dimensi smart city seperti smart economy, smart people, smart governance, smart mobility, smart enviroundment, dan smart living oleh pemateri Dr. Indri Dwi Aprilyanti. (@mix)