Yudi Karyono, Dengan Egrang Untuk Misi Mulia

Di era modern dimana arus informasi begitu cepat seperti sekarang ini, mungkin sudah banyak anak - anak kita yang lupa dengan permainan - permainan tradisional. Mereka mungkin akan lebih gamblang untuk memilih permainan seperti komputer dan remote control ketimbang memilih mainan anak tradisional seperti bermain egrang.

Ketika gadget masuk dan menguasai era saat ini, permainan-permainan tersebut sedikit demi sedikit telah pudar. Melihat kondisi tersebut, Yudi Karyono warga Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton tersebut ingin kembali memperkenalkan permainan tradisional ke seluruh Indonesia.

Menurutnya anak-anak saat ini lebih tertarik dengan gadget yang dimilikinya. Hal ini karena fitur yang disediakan oleh gadget tersebut lebih menarik.

“Sehingga dapat dikatakan generasi saat ini merupakan generasi merunduk, karena telah terhipnotis oleh dunia gadget. Mereka lebih senang bermain games yang ada di gadget tersebut”katanya.

Dengan menaiki egrang ciptaanya pada Juni 2015 lalu Yudi memulai misinya, Yakni dengan melakukan perjalan dari Yogyakarta menuju Jakarta.

“Tujuan saya menaiki egrang dari Yogyakarta menuju Jakarta agar banyak anak-anak yang melihatnya dan kembali mau bermain permainan tradisional” ungkap pria 53 tahun tersebut.

Ia mengatakan bermain egrang sangat banyak manfaatnya yakni berguna untuk melatih keseimbangan. Berguna untuk melatih keseimbangan otak kanan dan otak kiri. “Jadi, perlu diberdayakan, khususnya di kota-kota," ujarnya

Yudi membuat Egrangnya berbeda dari engrang pada umumnya, egrang setinggi hampir empat meter dan berat 7,5 kilogram tersebut berbahan alumunium yang dibuatnya di tukang las.

“Saya sengaja membuat egrang ini dari bahan alumunium karena sekarang bambu atau kayu sudah sulit sekali ditemukan dikota” katanya

Untuk bagian bawah egrang, lanjutnya, diberi bantalan dari karet ban bekas agar tak cepat aus. Sedangkan pada bagian pijakan kaki diberi sandal busa agar ia bisa nyaman saat berada di atas egrang.

“Bagian bawah juga saya beri bantalan agar jika di mainkan didalam rumah tidak akan merusak lantai, jadi sekarang sudah tidak ada alasan lagi bagi para orang tua untuk melarang anak mereka bermain permainan tradisonal dengan alasan tidak punya halaman di rumahnya ” tandasnya.

Untuk eggrang ciptaannya ini, Ia membandrol harga 2 juta rupiah. “ 2 juta itu kalau si pembeli tidak mepunyai bahan bakunya, namun jika si pembeli sudah mempunyai bahan baku, nanti saya hanya kenakan biaya untuk las saja, dan itu pastinya jauh lebih murah” tandasnya

Pasca aksinya tersebut, Ia berencana untuk mempromosikan permainan tradisional egrang kepada generasi penerus, terutama anak-anak.

"Rencananya saya akan membuat 1.500 egrang untuk dibagikan ke sekolah-sekolah dan akan melakukan perjalanya dengan egrang dari Yogyakarta menuju Surabaya," imbuhnya. (Han)