Jaring PNS Berprestasi, Pemkot Yogyakarta Bakal Terapan Talent Pool

Kedepan semua informasi terkait pegawai negeri sipil (PNS) akan terekam dan terpantau secara detail melalui sebuah sistem bernama talent pool. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan kepegawean Daerah berencana menyelesaikan sistem database ini pada tahun 2018 mendatang. Untuk itu, Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan telah menggelar FGD (Focus Group Discussion) pada 13-14 oktober lalu.

Diskusi yang digelar di Archimedes Room Taman Pintar ini merupakan bagian dari tahapan awal pembangunan sistem yang digadang menjadi tonggak reformasi birokrasi ini. Tak tanggung-tanggung diskusi ini mengundang 40 orang kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Pejabat Struktural, Analis Kepegawean, Assesor SDM, serta Tim Penyusun Raperwal Talent Pool dan Tim Penyusun Sistem Informasi  Talent Pool PNS di Pemerintah Kota  Yogyakarta.

Mengambil tema “Program Talent Pool: Pembangunan Sistem Informasi Talent Pool PNS di Pemerintah Kota Yogyakarta,” diskusi ini mengahadirkan tiga Narasumber sekaligus Pemateri dari Kementerian Keuangan. Narasumber pada kesempatan ini adalah Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Kota Yogyakarta, Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pegawai, Bagian TIT Kota Yogyakarta, Bidang PJSF Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Kota Yogyakarta. Selain itu, menghadirkan Kepala Bagian Mutasi dan Kepangkatan Biro SDM Kementerian Keuangan, Erma Zulaichah.

FGD ini digelar dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang strategisnya program talent pool bagi pengembangan karir PNS. “Sekaligus untuk meningkatkan pemahaman wawasan khusus bagi tim penyusun raperwal (Rancangan Peraturan Walikota) talent pool dan tim penyusun sistem informasi talent pool PNS di Pemerintah Kota Yogyakarta,” papar Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Kota Yogyakarta, Drs. Maryoto, M.M, kamis (13/10).

“Talent Pool merupakan program strategis untuk memetakan potensi dan kompetensi kader-kader potensial PNS, baik PNS yang akan dipromosikan menduduki jabatan pimpinan tinggi, administrasi, maupun fungsional,”  tuturnya.

Sehingga dengan Talent Pool, sambungnya, akan didapatkan sekelompok PNS yang memiliki kompetensi dan kinerja terbaik disetiap organisasi yang selanjutnya dipersiapkan sebagai pemimpin organisasi masa depan. “Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil  Negara (ASN) bahwa pelaksanaan manajemen ASN harus didasarkan merit  system,” lanjutnya.

Dalam paparanya, Maryoto menyebut beberapa isu strategis yang melatar belakangi pembangunan sistem talent pool ini. Diantaranya adalah mekanisme reposisi yang tidak transparan dan mendadak, penempatan dalam jabatan yang tidak sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi, promosi hanya kerena kedekatan dengan atasan, dan masih kuatnya pengaruh non teknis.

Disamping itu, sambungnya, pemilihan jabatan structural masih diwarnai oleh spoil system, nepotism system dan patronage system. “Untuk itulah, sistem ini dirancang dengan prinsip transparan, obyektif, kompetitif, akuntabel sehingga proses pengisian jabatan jauh dari praktik kecurangan dan tidak obyektif,” jelasnya.

Selain itu, Ia mengaku belum optimalnya pemanfaatan hasil penilaian kompetensi melalui asesmen center, dan juga belum terintegrasinya database pegawai yang meliputi profil, kompetensi dan kinerja pegawai. Ia memastikan dengan sistem ini nantinya database itu akan terintegrasi sehingga memudahkan proses evaluasi. “Pemanfaatan hasil penilaian kompetensi melalui assessment center juga akan semakin optimal,” terangnya

Maryoto mengaku tidak mudah untuk membangun sistem ini, selain dibutuhkan kerjasama dan totalitas, sistem ini memerlukan alokasi waktu yang tidak sedikit mengingat proses pendataan bukanlah hal yang mudah. “Tahapan pertama pembangunan sistem ini dimulai pada juli lalu, dan dijadwalkan akan rampung pada agustus 2018 mendatang,” ungkapnya.

Sementara tujuan talent pool sebagai basis data kepegawean adalah untuk memetakan kompetensi dan potensi seluruh PNS. “Data itu berisi tentang latar belakang pendidikan, pengalaman diklat (pendidikan dan pelatihan), hingga riwayat jabatan,” imbuhnya.

Sementara itu Erma Zulaichah menambahkan bahwa talent pool ini memiliki banyak sekali manfaat. Ia menyebutkan, bagi organisasi, sistem ini mampu membangun iklim kompetisi positif diantara pegawai, membangun trust pegawai kepada organisasi dan meningkatkan engagement pegawai kepada organisasi.

“Disamping itu, sistem ini juga bermanfaat bagi para pegawai itu sendiri, diantaranya adalah memperoleh kesempatan yang setara dalam pengembangan karir sekaligus sebagai sarana perwujudan aktualisasi diri melalui pengembangan kompetensi dan karir,” pungkasnya. (Tam)