30 Peserta Ikuti Turnamen Catur Tunanetra, Sulistiyo: Jaga Sportivitas

Sebanyak 30 pecatur tunanetra dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawah Tengah mengikuti turnamen catur, memperebutkan piala Gubernur DIY dan Walikota Yogyakarta. Turnamen ini dibuka oleh penjabat Walikota Yogyakarta, Drs.  Sulistiyo, SH, CN, Msi,  di Badan Sosial  Mardi Wuto, Rumah Sakit Mata Dr, Yap, jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta, Minggu, (29/10/2017).

Penjabat Walikota , Sulistiyo, memberikan apresiasi yang tinggi  atas pelaksnaan turnamen catur  yang diikuti oleh para penyandang disabilitas Tunanetra.  Sulistiyo berharap  turnamen ini dapat menjadi ruang dan wahana yang bermanfaat sekaligus ajangn menjalin tali silaturahmi. “ Harapan kami, turnamen ini dapat menjadi ruang dan wahana yang bermanfaat bagi ibu, bapak dan saudara-saudara sekalian dalam beraktivitas, berkompetisi, sekaligus menjalin silaturahmi di antara segenap anggota Pertuni di propinsi DIY, serta peserta-peserta tamu dari luar daerah,” ujar Sulistiyo.

Dikatakan, keterbatasan yang ada tentunya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk beraktivitas, dan selanjutnya melalui turnamen catur ini kita bersama-sama dapat mengisi waktu senggang dengan kegiatan positif, menyegarkan pikiran, menjalin persahabatan, serta diharapkan nantinya dapat menelurkan ide-ide baru untuk kegiatan-kegiatan lainnya di masa mendatang. 

Menurut Sulistiyo permainan catur merupakan olah raga menarik yang memiliki seni tersendiri dalam mengolah akal dan mental. Kekuatan akal diperlukan untuk mengatur strategi yaitu menentukan langkah pembukaan, memikirkan beberapa langkah ke depan, memperhitungkan dan mengantisipasi langkah lawan, memanfaatkan peluang dengan biji catur yang tersisa serta membuat langkah tipuan untuk mengecoh lawan. Sementara kesiapan mental diperlukan untuk melatih kesabaran, konsentrasi dan ketelitian, bernegosiasi dalam mencapai kesepakatan terutama saat remis, serta bersikap sportif saat bertanding.

Penjabat Walikota itu juga mengingatkan peserta  agar terus menjaga sikap spotivitas dalam bertanding.  “Bertandinglah dengan baik dan sportif.  “Menang, kalah dalam suatu  pertandingan merupakan hal yang biasa. Yang penting dalam suatu pertandingan adalah bagaimana suatu kemenangan tidak membuat orang lupa diri dan kemudian berhenti berlatih. Juga, Kekalahan bukanlah akhir, tetapi menjadi cambuk untuk bertanding lebih baik di lain waktu. Yakinlah bahwa kita semua masih memiliki kemampuan lebih yang belum ditampilkan secara optimal sehingga akan selalu tertantang untuk semakin berkembang,” nasehatnya. Sulistiyo juga berharap para pemenang nantinya akan diikutkan dalam pertandingan yang lebih tinggi lagi seperti mengikuti Paraolimpic yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali.

Ketua DPD Pertuni DIY Dwi Nugroho mengatakan  kegiatan turnamen catur tunanetra dikuti oleh 30 peserta dan dibagi dalam dua kategori. Kategori  senior 26 peserta dan kategori yunior sejumlah 4 peserta.

Dwi Nugroho menambahkan turnamen tahun 2017 ini  merupakan yang pertama kali digelar. Peserta  berasal  dari DIY dan Jawa Tenghan seperti Cilacap, Purworejo, Magelang, Semarang dan lainnya.  Tujuan turnamen, menurutnya, untuk mencari dan menjaring  bibit pecatur tunenetra yang akan diikutkan pada turnamen yang lebih tinggi . “Tujuan kedepan kami untuk pembibitan. Kalau yang sudah senior kita masukan pada pekan Paralimpic Nasional. Kalau yang yuior kita masukan pekan paralimpic pelajar nasional. Dalam cabang olahraga (Cabor) paraolimpic juga ada cabang itu,” jelas  Dwi Nugroho.

Dwi menambahkan turnamen ini juga untuk memberi penambahan jam terbang dalam mengasah keterampilan dalam bermain catur.  “Yang senior menambah pengalaman bertanding, sedangkan yunior juga mengalami atmosfir pertandingan yang sesungguhnya,”imbuhnya.

Juara pertama akan mendapatkan Piala bergilir  dan Tropi dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Juara kedua akan mendapatkan tropi dari Walikota Yogyakarta. Pemenang juga akan diberikan uang pembinaan.

Dwi Nugroho berharap turnaman ini akan terus diadakan pada tahun tahun ke depan, dengan harapan terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. “ Mudah-mudahan turnamen yang baru pertama kali digelar ini, bukan pula menjadi yang terakhir. Tetapi akan terus diselenggarakan pada tahun tahun mendatang,” tutup Nugroho.

Hadir dalam pembukaan turnamen ketua Yayasan Badan Sosial Mardi Wuto Yogyakarta. (@mix)