PJ Walikota Buka Kirab 22 Ogoh-ogoh

Arakan ogoh-ogoh berlangsung meriah di sepanjang Jalan Malioboro, Sabtu (25/3) sore waktu setempat. Pawai tersebut dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan budaya Bali kepada masyarakat Yogyakarta, sekaligus menyambut hari raya Nyepi tahun baru Saka 1939 atau tahun 2017 Masehi.

Ketua panitia acara tersebut, Nyoman Chantiawan mengatakan sebanyak seribu lima ratus orang berpartisipasi sebagai peserta pada gelaran tahun ini. Seribu lima ratus orang tersebut terdiri dari Akademi Maritim, berbagai Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM) Yogyakarta, Komunitas Seni Yogyakarta, Komunitas Lintas Agama,dan Kereta Jaganat Asram Smerti.

“Rangkaian acara perayaan nyepi akan mencapai puncaknya pada Senin 27 Maret ditandai dengan dibakarnya ogoh-ogoh yang menyimbolkan penghilangan segala unsur jahat manusia” katanya di lokasi.

Dalam kirab tersebut terdapat lima jenis ogoh-ogoh yang ditampilkan yakni dengan lima warna putih, hitam, kuning, merah dan panca warna. Nyoman menyimbolkan dengan pewarnaan Ogoh-ogoh yang berjumlah lima warna tersebut adalah bentuk keharmonisan kebhinekaan.

Ia  berharap nantinya dengan simbol ogoh-ogoh ini dapat memperkuat hubungan antarsesama dan menghilangkan unsur jahat pada setiap manusia.

"Ogoh-ogoh dibuat dengan tujuan mentralisir unsur jahat setelah unsur jahat terkumpul jadi satu pada Ogoh-ogoh, maka dibakar untuk menghilangkan unsur jahat ini," pungkasnya

Nyoman mengatakan, selain sebagai ajang pelestarian budaya, festival ogoh-ogoh juga digelar untuk memberikan hiburan alternatif bagi masyarakat.

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyambut hari Raya Nyepi. Namun yang berbeda dari pawai ogoh-ogoh di Bali dengan di Yogyakarta, ogoh-ogoh yang ditampilkan menyesuaikan tema yang diusung Pemda setempat." kata Nyoman.

Selain ogoh-ogoh, masyarakat juga akan disuguhi hiburan seperti Jathilan dari Gunungkidul, Bekakak dari Gamping Sleman. "Perwakilan umat Muslim dan Kristiani pun menyumbangkan gunungan lanang dan wadon sebagai bentuk partisipasi bersama dalam kirab ini," ujanya

Sementara itu Penjabat Walikota Yogyakarta, Sulistiyo mengatakan pawai Ogoh- Ogoh di Kota Yogya merupakan simbol kebersamaan dan kerukunan warga, khususnya di Kota Yogya yang merupakan kota multikultur.

“Saya ingin keharmonisan ini dapat terus dijaga sehingga terwujud masyarakat yang rukun, damai dan sejahtera,'' ungkapnya usai membuka kirab tersebut.

Menurutnya Pawai Seni Ogoh Ogoh juga bisa menjadi  sesuatu yang memiliki daya tarik dan mampu memberi warna bagi Kota Yogya.

Ia  berharap, ke depan pawai tersebut bisa menjadi pilihan obyek wisata di Kota Yogya."Ini menarik sekali, sangat berpotensi menarik wisatawan untuk melihatnya," ujarnya. (Han)