Taman Pintar Yogyakarta Dilalap Si Jago Merah
Taman Pintar Yogyakarta dilalap si jago merah. Kurang lebih pukul 09.40 wib api menjalar dengan cepat dan menghanguskan seluruh isi gedung Kotak dan gedung Oval Taman Pintar. Pengunjung yang memadati kedua gedung inipun sontak berhamburan mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri. Ada petugas yang berusaha mencari pertolongan dengan menghubungi Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Alhasil, kurang dari 15 menit lima buah unit pemadam kebakaran berturut turut tiba di lokasi. Pada saat yang sama beberapa petugas gabungan dari berbagai instansi seperti TNI, Kepolisian, Pol. PP, Linmas, Tagana, Kampung Tangguh Bencana (KTB), dan relawan bencana datang dengan peralatannya masing masing.
Ada beberapa petugas yang terlatih berusaha masuk kedalam gedung sambil membawa tandu untuk mengevakuasi pengunjung dan pegawai Taman Pintar yang terjebak di dalam ruangan. Ada pula yang mengevakuasi pengunjung melalui atap dengan tali peluncur. Beberapa petugas mendirikan tenda darurat untuk pasien. Sementara petugas pemadam kebakaran dengan semangat tinggi terus berusaha menjinakkan api. Tepat pukul 11.30 wib api berhasil dipadamkan petugas. Tercatat ada 10 korban dalam peristiwa ini, satu diantaranya meninggal dunia. Selebihnya mengalami patah tulang, luka bakar, dan mengalami trauma. Inilah sekilas gambaran tentang simulasi pemadaman bencana kebakaran yang digelar oleh Dinas Kebakaran Kota Yogyakarta, Kamis, (20/04/2017) siang di Taman Pintar Yogyakarta.
Plt. Kepala Dinas Kebakaran Drs. Agus. Winarto mengatakan setiap terjadi bencana kebakaran, yang dipikirkan bukan saja bagaimana petugas datang menyemprotkan air untuk memadamkan api, kemudian begitu api berhasil dipadamkan , petugaspun langsung kembali ke markasnya. “Orang berpikir kalau ada kebakaran, petugas datang, semprot banyu, api mati , terus bali. Bukan, bukan semudah itu,” ujar Agus.
Agus menambahkan apabila terjadi kebakaran dalam sebuah rumah, bukan fisik bangunan saja yang hangus, tetapi harta benda dan barang barang berharga lain juga akan ikut terbakar. “Ya, mungkin saja surat berharga seperti dokumen surat tanah, kendaraan, kependudukan dan lainnya akan ikut terbakar,” tambahnya. Maka ke depannya, menurut Agus, perlu adanya koordinasi tim yang solid lintas OPD atau instansi, untuk menangangi kerugian paska bencana yang dihadapi korban. OPD dan instansi yang dimaksud Agus adalah Dinas Kebakaran, BPBD, Dinas Sosial, Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil, Dinas Pendidikan, Kepolisian, BPN dan dan warga masyarakat.
Kegiatan Simulasi kali ini menurut Agus merupakan tes awal untuk meihat kerja sama tim yang melibatkan banyak OPD dan instansi dalam menangani sebuah bencana kebakaran. Agus berencana akan membentuk tim koordinasi yang solid yang dituangkan dalam sebuah kesepakatan bersama. “Awal kemarin kita cobah koordinasi utuh lintas sektor. Karena sejak dulu sudah ada koordinasi. Saya kira koordinasi tidak begitu sulit. Hanya nanti praktek di lapangan seperti apa. Ke depan harus kita tuangkan dalam sebuah kesepakatan bersama,” tambah Agus. Hali itu, dimaksudkan agar penanganan bencana dapat terlaksana secara komprehensip. Dengan melibatkan banyak unsur dan diharapkan membawa hasil yang maksimal dalam meringankan beban korban bencana. Simulasi pemadaman api ini, menjadi tontonan menarik bagi warga, dan pengunjung Taman Pintar Yogyakarta yang telah berdatangan ke Taman Pintar Yogyakarta sejak pagi.
Sementara itu, Penjabat Walikota Drs. Sulistiyo SH,CN,M.Si mengatakan ancaman bahaya kebakaran di wilayah Kota Yogyakarta masih merupakan suatu bahaya yang harus ditanggulangi secara menyeluruh, sistematis, efektif dan terus menerus. Dengan adanya bangunan-bangunan bertingkat, industri, perumahan-perumahan, rumah susun serta perlengkapan rumah tanggal/kantor yang modern ataupun bahan yang sifatnya mudah terbakar, hal ini dapat merupakan ancaman yang potensial terhadap bahaya kebakaran.
Ditambahkan, musibah kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dapat menimpa siapa saja. Banyak faktor yang bisa mempercepat terjadinya bahaya kebakaran bahkan ledakan. Faktor-faktor tersebut kadang-kadang kurang diperhatikan oleh kebanyakan orang, padahal upaya pencegahan kebakaran lebih mudah dan lebih murah, dibandingkan upaya penanggulangannya.
Menurut Sulistiyo, pengetahuan dan kemampuan mitigasi bencana khususnya kebakaran semestinya dimiliki oleh masyarakat terutama pihak terkait seperti petugas pemadam kebakaran, relawan, sekuriti hingga pegawai di setiap instansi. Minimal bagi pegawai paham pengetahuan dasar kebencanaan atau bahaya kebakaran, sehingga ketika terjadi suatu bencana dapat segera bertindak sesuai prosedur. Maka, melalui simulasi ini dirinya berharap para petugas mampu meningkatkan pemahaman dan kesadaran mitigasi bencana kebakaran. Melalui simulasi ini pula diharapkan kemampuan petugas semakin terasah, ketrampilan semakin terlatih, dan kecepatan bertindak terus terbiasakan. (@mix)