DPR RI Kunjungi Pasar Induk Giwangan

Anggota Komisi VI DPR RI yang dipimpin Azam Asman Natawijaya bereserta rombongan yang berjumlah 4 orang mengunjungi pasar tradisional Giwangan, kunjungannya ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah kenaikan harga sayur dan buah di pasar tersebut ketika mendekati bulan Ramadhan.

Pada kesempatan tersebut Ia mengatakan peninjauan harga sayur dan buah di Pasar Giwangan dilakukan bersama pegawai Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI dan Badan Koordinasi Penanaman Modal RI agar mereka juga bisa melihat langsung gejolak harga di daerah.

Dengan didampingi Penjabat Walikota Yogyakarta, Sulistiyo, peninjauan ini dilakukan selama satu jam di seputaran pasar tersebut. Wakil rakyat ini juga sempat melakukan dialog dengan para pedagang mengenai jumlah kenaikan harga dan jumlah pasokan sayur dan buah memasuki bulan Ramadhan.

"Selain menyapa warga pedagang, sekalian juga berbelanja untuk keperluan sehari-hari. Banyak manfaatnya kita turun ke pasar, selain mengetahui perkembangan harga-harga, kita juga banyak menerima masukan dari para pedagang," katanya usai melakukan peninjauan, kamis (20/4)

Ia mengungkapkan rasa kagumnya dengan pasar Giwangan, karena menurutnya, Ia sudah jarang menemui pasar tradisional yang masih aktif dan ramai.

“Saya salut dengan pasar tradisional yang masih aktif dan ramai seperti ini, apalagi di Kota besar dan semaju Kota Yogya, ini harus di contoh oleh Pemerintah Daerah (Pemda) di berbagai wilayah di Indonesia, mereka harus belajar banyak dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya agar mereka bisa memajukan pasar tradisional di daerahnya” ungkapnya.

Hal senada di jelaskan oleh Penjabat Walikota Yogyakarta, Sulistiyo, Ia menjelaskan bahwa pasar Giwangan yang terkenal sebagai pasar Induk terbesar di kawasan Yogyakarta adalah sebuah pasar tradisional yang menjual berbagai macam sayuran dan buah-buahan

Menurutnya pasar Giwangan oleh orang jawa juga sering di sebut juga sebagai tempat "kulakan". Pasalnya di pasar ini adalah tempat distributor pertama yang langsung di datangkan dari petani.

“Karena banyaknya daerah luar yang memasarkannya di Giwangan, pasar ini buka hingga 24 jam. Biasanya, mulai terlihat ramai dari pukul 15.00 sampai pagi harinya, pukul 06.00” ungkap Sulis.

Hal itulah, lanjutnya, yang membuat pasar giwangan terlihat lebih ramai dari pasar-pasar biasanya. Tempat yang terjangkau juga mempengaruhi ramainya pasar tersebut.

Faktor lokasi yang dekat dengan jalan raya membuat pasar tersebut mudah di jangkau oleh para pengunjungnya. Meskipun ramai oleh pengunjung namun lalu lintas di daerah tersebut tetap ramai lancar

 “Harganya pun lebih miring di bandingkan dengan harga toko, hal ini di karenakan barang langsung di datangkan dari petani” ujarnya.

Ia menambahkan jika Pemkot Yogya melalui Dinas Perindustrian dan Perdanganan Kota Yogya selalu melakukan pemantauan harga di pasar tradisional se Kota Yogya. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak dirugikan jika ada pedagang yang menaikan harga sembako yang tidak sesuai harga yang sudah di tentukan.

 ”Namun selama ini saya tidak pernah menjumpai hal tersebut karena pedagang-pedagang di Kota Yogya selalu disiplin terhadap harga.”(Han)