Walikota Berharap Home Business Camp Lahirkan Pengusaha Muda Potensial

Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti,  berharap Home Business Camp (HBC) dapat menelurkan pengusaha pengusaha muda  Yogyakarta yang potensial di masa yang akan datang. Harapan Walikota ini disampaikan pada saat membuka pameran hasil produk para Wirausaha Muda, yang digelar di Galeria Mall Yogyakarta, Selasa, (20/06/2017).

Walikota  sangat mendukung program Home Business Camp ini,  karena bertujuan menciptakan wirausahawan-wirausahawan mandiri yang tangguh, memiliki daya saing, kreatif, pandai melihat peluang usaha dan pasar, serta yang terutama adalah berpihak pada Usaha Kecil Menengah sebagai tulang punggung utama perekonomian, demi kepentingan peningkatan standar perekonomian masyarakat luas.

Walikota menambahkan Home Business Camp adalah sebuah kegiatan yang dirintis oleh Dekranasda Kota Yogyakarta  melalui Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Transmigrasi untuk membangkitkan semangat berusaha, semangat berinovasi, dan semangat mengubah  kegiatan yang produktif menjadi kegiatan ekonomi yang bisa menghasilkan.  Walikota  mendorong para wirausaha muda untuk  lebih kreatif   mengembangkan usahanya.

Sebagai komitmen Pemkot Yogyakarta dalam memberikan dukungan  kepada para wirausa, Walikota memerintahkan para camat untuk memberikan kemudahan kepada  para wirausaha muda, salah satunya adalah dengan   menfasilitasi  mereka  untuk mendapatkan Ijin Usaha Mikro (IUM).  Walikota akan terus memonitor pemberian IUM tersebut. “Saya akan monitor setelah Lebaran nanti. Sudah berapa banyak IUM yang akan dikeluarkan oleh para camat,. IUM yang diberikan kecamatan juga akan menjadi data base.” ujar Walikota.

Walikota berharap para wirausaha muda yang tergabung dalam HBC berkembang maju dan mendapatkan keuntungan.  Dirinya berharap produk dihasilkan oleh para wirausaha muda laku dan menguntungkan. “  Payu, neng yo bati ( laku tapi menguntungkan). Ojo ming payu yo ora bati, (jangan cuma laku tapi tidak menguntungkan,” ujar Walikota.  Para wirausaha muda juga dituntut untuk kreatif dalam  mengembangkan bisnis yang dirintis dan jangan cepat merasa bosan. Karena menurut Walikota,  dunia usaha itu selalu dinamis.

Kreatifitas yang tinggi yang dimiliki  pengusaha Yogyakarta  membuat  Yogyakarta mendapat predikat Jogja Kota Kreatif.  Menurut Haryadi  Jogja Kota Kreatif diartikan bukan kotanya yang kreatif tetapi manusianya yang  kreatif. “Kreatif itu ada, kalau ada kegiatan ekonomi yang kreatif. Ekonomi kreatif itu ada kalau ada industri kreatif.  Industri kreatif itu ada dan dilakukan oleh SDM yang kreatif, “ terang Haryadi.

Haryadi menambahkan ada dua peran Pemerintah yakni dari sisi birokrasi dan Akuntabilitas. “Birokrasi kita harus mendorong dan mendukung kegiatan ekonomi kreatif  yang dilakukan oleh industri kreatif,  seperti Ijin Usaha Mikro yang dikeluarkan kecamatan untuk kepentingan  masyarakat,” jelas Haryadi.

Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslihdatun Haryadi menjelaskan bahwa Dekrasnasda  beranggotakan pengrajin  dengan berbagai  jenis  produk seperti kulit, batik, tas, asesoris pernak pernik dan sebagainya. Menurt Anna Haryadi, Dekranasda Kota Yogayakarta selama ini membina pengrajin yang masih Mikro, sampai dengan Menengah.  Dekranas melakukan pembinaan kepada pengrajin agar pengrajin mempunyai perkembangan yang pasti, dari mikro menjadi  pengrajin kecil, dari kecil menjadi menengah.  Anna berharap  pengrajin mengalami progres yang baik. Artinya,  baik dalam marketing, baik dalam produksi,  baik manajemen keuangan, SDM  dan seluruh komponen yang mendukung agar dia menjadi pengrajin atau pengusaha besar.

Dekranasda Kota Yogyakarta  memiliki beberapa  program  pelatihan yang berkaitan dengan produk,  seperti pelatihan  produksi, mengelolah limbah, dan packaging. Selain itu, Dekranasda bekerjasama dengan beberapa instansi dan akademisi  untuk  memberi pelatihan tentang  manajemen keuangan, Pajak, SDM. “Harapannya,  para pengrajin punya ilmu,  sehingga dia tidak hanya sebagai pengrajin tetapi berubah menjadi sebuah perusahan yang  memproduksi sesuatu yang bisa layak jual, dan punya progres yang bai,” terang Anna Haryadi.

Ditambahkan, Yogyakarta merupakan gudangnya anak muda. Yogyakarta juga mempunyai universitas dan SMK/SMA yang banyak. Anna Haryadi berharap  para fresh graduate dari S1, SMK, SMA, tidak  mengandalkan mencari nafkah sebagai  pegawai negeri sipil (PNS) saja. Tetapi dapat menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.  “ Maka dari itu, kita membina mereka agar mereka punya kreatifitas yang bisa dijual. Dan menjadi tumpuan hidup mereka. Bukan sekedar income, tetapi merupakan sentra kehidupan mereka untuk pengembangan diri dari segala aspek baik dari ekonomi, aktualisasi seni, ilmunya dan eksistensinya dalam masyarakat dan sosial,” imbuhnya.

Anna berharap  HBC menghasilkan banyak anak muda  yang berkualitas, yang akan menjadi pengrajin atau pemilik industri kreatif . Tidak sekedar mengentaskan kemiskinan tetapi meningkatkan kemampuan ekonomi dari seluruh masyarat dan sekitarnya.  

Sementara itu, Kepala Dinas Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Transmigrasi Kota Yoigyakarta Dra. Lucy Irawati mengatakan pameran produk dari wirausaha muda yang tergabung dalam HBC  akan berlangsung selama tiga bulan. Apabila berjalan baik akan ditambah tiga bulan lagi.

Menurut Lucy, HBC ini  telah berjalan empat angkatan.  Ada beberapa alumni HBC telah berhasil menjadi pengusaha sukses. Pemkot melalui Dinas akan terus memberi dukungan dengan mengalokasikan dana untuk membina para wirausawan muda itu. Harapanya, para pemuda dapat menciptakan pekerjaan bagi diri mereka sendiri dan akhirnya  dapat mengentaskan angka kemiskinan di kota Yogyakarta. (@mix)