RS Jogja Miliki Hearing Centre

Rumah Sakit (RS) Jogja kini telah memiliki/mengoperasikan layanan khusus untuk gangguan pendengaran berupa Hearing Centre. Layanan ini melayani deteksi dini gangguan pendengaran, terapi dan rehabilitasi untuk para penderita gangguan pendengaran.

Direktur RS Jogja Tuty Setyowati mengungkapkan Hearing Centre ini merupakan salah satu Inovasi yang dimiliki RS Jogja untuk menjawab akan layanan spesialis yang sangat dibutuhkan masyarakat.

“Ini adalah upaya RS Jogja memenuhi kebutuhan layanan spesialis yang sangat dibutuhkan masyarakat” katanya.

Meski baru beroperasi, namun tidak sedikit masyarakat yang sudah menggunakan layanan ini. Dengan keunggulan alat spesialis yang dimiliki RS Jogja, pasienpun tak perlu memakan waktu yang lama untuk melakukan pemeriksaan.

Hearing Centre milik RS Jogja ini dilengkapi alat untuk mendeteksi gangguan pendengaran yang canggih seperti garpu tala, ASSR, OAE dan BERA. Alat ini bertujuan untuk menentukan tingkat ketepatan,”tambahnya.

Sama seperti di Poli lainnya, pada layanan Hearing Centre ini juga terdapat tenaga dokter spesialis, dengan kehadiran layanan ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

Selain itu layanan Hearing Centre ini juga dapat diakses pasien pengguna Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). “Selain masyarakat umum, layanan ini juga bisa digunakan untuk pasien pengguna BPJS, namun harus sesuai aturan prosedur rujukan”ungkapnya.

Ia mengaku sangat perihatin akan kondisi masyarakat di Indonesia yang mengalami/menderita gangguan pedengaran yang semakin banyak. Data dari WHO pada tahun 2005 terdapat 278 juta orang menderita gangguan pendengaran, 75 - 140 juta diantaranya terdapat di Asia Tenggara.

“Indonesia termasuk 4 (empat) negara di Asia Tenggara dengan prevalensi ketulian yang cukup tinggi (4,6%), 3 (tiga) lainnya adalah Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan India (6,3%)” katanya.

Namun, lanjutnya, pada tahun 2012 meningkat menjadi 360 juta orang penderita gangguan pendengaran dengan perincian 328 juta dewasa dan 32 juta anak – anak.

“Dari penderita gangguan pendengaran pada anak-anak tersebut, sekitar 3,4 juta anak – anak berada di Asia Pasifik termasuk Indonesia” ujarnya.

Tuty menegaskan jika pihaknya akan terus berkomitmen untuk selalu memberikan informasi dan memberikan edukasi tentang jenis gangguan pendengaran, serta melakukan tindakan komprehensif kepada para penderita gangguan pendengaran.

“Selain itu kami juga akan terus memberikan informasi dan promosi layanan Hearing Centre kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui kalau di RS Jogja telah memiliki layanan Hearing Centre” katanya. (Han)