Koperasi Sumekar, Koperasi Para Pengrajin Bakpia.

Kota Yogyakarta sangat kaya akan beragam potensi, mulai dari budaya, hingga geliat perekonomian masyarakat, terutama di bidang kuliner. Hampir di setiap kampung/wilayah di Kota Yogyakarta memiliki ciri khasnya masing - masing. Salah satu nya adalah kampung sentra bakpia yang berada di kampung Pathuk, Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan

Di kampung Pathuk ini ada sekitar ada 150 pengrajin bakpia, mereka sebagian besar terkumpul di satu kampung, sehingga sentra bakpia di Yogya dikenal dengan Bakpia Pathuk. Uniknya meskipun mereka memiliki merek/brand yang berbeda, namun semua pengrajin bakpia ini tergabung dalam satu koperasi yang sama, yakni koperasi Sumekar.

Ketua koperasi Sumekar, Sumiati megatakan jika kelompok paguyuban para pengrajin bakpia di wilayah Pathuk sudah ada sejak tahun 1996, kemudian pada tahun 2002 mereka berinisiatif membuat koperasi yang mereka namakan Sumekar.

“Koperasi Sumekar ini resmi berbadan hukum sejak tahun 2002 dan beranggotakan 68 orang” katanya saat di temui di kediamnya belum lama ini.

Ia menjelaskan di kampung Pathuk sedikitnya terdapat 40 merek/brand. “Biarpun kami memiliki merek yang berbeda beda, namun para pengrajin tetap saling menjaga hubungan baik sehingga tidak ada kata saingan disini” katanya.

Dalam sehari para pengrajin ini mampu memproduksi bakpia mencapai 3000 biji. Masing-masing pengrajin menghasilkan sekitar 150 dus per hari.

“Pada hari biasa setiap pengrajin biasanya bisa memproduksi 3000 biji bakpia atau sekitar 150 dus setiap hari. Bakpia ini disetor ke toko besar atau di ambil langsung oleh konsumen” katanya

Namun ketika musim liburan tiba, para pengrajin ini mampu memproduksi bakpia hingga 500 dus perhari.

“Permintaan bakpia akan mengalami kenaikan menjelang akhir tahun atau libur panjang dan libur sekolah. Pada libur sekolah produksi bisa naik 100 persen sementara akhir tahun dan idul fitri produksi bisa naik 500 persen” ujarnya.

Untuk bahan bakunya sendiri, Sumiati mengungkapkan tetap bertahan memakai bahan baku lokal karena selain harganya yang murah, kualitasnya pun tak kalah dari produk dari luar. “Seperti gula, ubi dan kacang hijaunya kami masih pakai yang local” ujarnya.

Dalam membuat bakpia mereka menyediakan beberapa varian rasa, seperti rasa kacang hijau,ubi ungu, ubi madu, kering keju, keju coklat, durian, stroberi durian dan rasa green tea. “Namun memang paling banyak dicari adalah rasa kacang hijau yang notabene adalah rasa asli dari bakpia” katanya.

Karena kekompakan antar anggota serta system manajemen yang baik, pada tahun 2016 mengantarkan koperasi ini meraih penghargaan ketegori Kelompok Koperasi Wanita Terbaik yang di berikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.

Sumiati berharap permintaan bakpia semakin hari semakin meningkat karena dari usaha bakpia ini bisa membuka lapangan kerja bagi penduduk di Ngampilan. (Han)