Walikota Jogja Luncurkan SI KESI GEMES DAN SIPP MAS Program Inovasi Dinkes Kota Jogja

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta  tengah mengembangkan  dua program Inovasi  yang diberi nama SI KESI GEMES dan SIPP-MAS . Program ini  diluncurkan Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti, pada Kamis, (24/08/2017) di halaman Asrama mahasiswa milik Universitas Sarjanawaiyata Taman Siswa Yogyakarta, Kamis,(24/08/2017).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta , dr. Fita Yulia Kisworini menerangkan SI KESI GEMES dan SIIP-MAS merupakan program inovasi  yang menjelaskan mekanisme pengembangan Kesi dari mulai peran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga ke Dasa Wisma.  Mekanismenya  tertuang di dalam buku petunjuk teknis (juknis) SI KESI GEMES. Buku Juknis ini diharapkan menjadi  sebuah petunjuk  bagi masyarakat tentang mekanisme dan sistem pengembangan KESI  termasuk kegiatan-kegiatan yang ada di kelurahan siaga itu sendiri dan juga peran OPD terkait.

Sedangkan SIPP-Mas atau sistem Informasi promosi dan pemberdayaan  berbasis Website dan Android. SIPP-MAS diharapkan dapat menjawab tantangan perkembangan tehnologi informasi di bidang kesehatan.  Data dan informasi menjadi  kunci dalam pembangunan kesehatan mulai dari perencanaan hingga evaluasi.  “Adanya SIPP-MAS diharapkan manajemen Data Promosi dan pemberdayaan Masyarakat  dapat terkelola dengan efektif dan efisien,” ujar Fita Yulia Kisworini.

Dr. Vita menambahkan program SIPP-MAS ini  bertujuan meningkatkan peran lintas sektor dalam kegiatan promosi dan memberdayakan masyarakat dikota Yogyakarta. SIPP-MAS  menyediakan sistem informasi yang terbuka serta dapat diakses oleh masyarakat.

Sementara itu Walikota Yogyakarta , H. Haryadi Suyuti menegaskan bahwa Pemerintah dan masyarakat Kota Yogyakarta sangat mendukung gerakan masyarakat  untuk hidup sehat yang dituangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) RI, Nomor 1 tahun 2017 yang dikeluarkan pada bulan Februari lalu.

“Bu Hanna tolong disampaikan kepada bu Menteri (Menkes RI) dan pak Presiden (Joko Widodo)  bahwa Kota Yogyakarta mendukung gerakan masyarakat hidup sehat. Inpres Nomor 1 , bulan Februari 2017 lalu telah kami  teruskan dengan Perturan Walikota Nomor 373, (Perwal No. 373/2017) 31 Juli 2017. Tidak lebih dari 6 bulan sejak inpres dikeluarkan, kita sudah bikin Perwal disini. Sehingga muncullah apa yang dinamakan SIKESI GEMES dalam rangka penggerakan masyarakat hidup sehat,”ujar Walikota.

Haryadi Suyuti menambahkan  munculnya program SI KESI GEMAS merupakan implemnetasi dari gerakan masyarakat hidup sehat.  “Kemudian  muncul pula Sipp-Mas yang  merupakan sistem informasi promosi dan pemberdayaan Masyarakat,” imbuhnya.

Walikota berharap kepada seluruh camat, lurah, dan seluruh penggerak termasuk Dinas Kesehatan untuk mengerti apa yang harus dilakukan dengan gerakan ini.  Walikota berharap program yang diluncurkan itu menjadi sebuah program dan modal serta bekal bagi sebuah proses pembangunan. “Saya rasa camat, lurah tidak ingin masyarakatnya klerak klerek,  ora sehat, tura turu , ngontak ngantuk, idha idhu. Harus sehat (semua) sebagai modal pembangunan. Makanya muncul gerakan masyarakat ini,” celetuk  Walikota.

Pada kesempatan itu dideklarasikan sebuah gerakaan mendukung Inpres dan Perwal 373 yang dibacakan oleh ketua Kesi kelurahan Tahunan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

Dra. Hanna Herawati, MA kepala Sub Dit Komunikasi dan Informasi dan Edukasi Kesehtan Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Kesehatan mengatakan dirinya sangat senang mengapresiasi adanya inovasi program dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.  Menurutnya Perwal dan Inovasi ini merupakan turunan apa yang diinstruksikan oleh Presdiden RI.

Dikatakan  Gerakan Masyarakat hidup sehat  (Germas) yang sudah diluncurkan oleh  Presiden yang  diwakili oleh menteri koordiansi PMK Puan Maharani pada bulan November tahun 2016. Ada juga Inpres yang dikeluarkan oleh Presiden bulan Februari 2017. “Kami senang sekali karena ada tindak lanjutnya dengan munculnya SI KESI GEMAS. Jadi ini mungkin turunannya. Bapak Walikota dan kepala Dinas mungkin  langsung menaggapinya  apa yang dilakukan. Ini akan saya laporkan jga kepada bapak Dirjen dan juga Bapenas, karena kami terus memantau kegiatan Germas ini,” terang Hanna.

Hanna mengatakan pembangunan  kesehetan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran , kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat  setinggi tingginya.

Dikatakan, Indoensia saat ini mengalami transisi epidemologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian, kesakitan akibat penyakit tidak menular seperti strok, jantung , diabetes dan lainnya.  

Menurut Hann, pada saat ini meskipun kematian akibat penyakit menular sudah menurun tetapi prevalensi penyakit secara umum masih tinggi. Periode tahun 1990 – 2015 pola kematian penyakit tidak menular ini semakin meningkat,  dari 37 persen meningkat menjadi 57 persen.  Sedangkan penyakit menular mengalami penurunan dari 56 ke 38 persen.  

Yang tak kalah poenting menurutnya, adalah akibat kecelakaan. Kematian akibat kecelakaan meningkat dari 7 ke 13 persen di seluruh dunia. Kematian akibat kecelakaan berada di  peringakat ke 2,  dan di Indonesia menjadi peringakt ke-5. “Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku kita. Karena pola makan, gizi seimbang dan kurangnya aktivitas dan yang paling utama adalah merokok,” ujarnya.

Meningkatnya penyakit tidak menular akan menambah beban pemerintah karena akan membutuhkan beban yang sangat tinggi.  Selain itu, kasus kematian akibat panyakit tidak menular  juga menyebabkan hilangnya potesial atau modal sumber daya manusia dan menurunkan produktivitas yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. (@mix)