Endog Abang Hingga Balapan Prau Otok-Otok Ramaikan Sekaten
Suasana berbeda nampak pada perayaan sekaten tahun ini, berbeda dengan tahun sebelumnya. Sekaten tahun ini diramaikan dengan aksi pelajar SD memainkan dolanan tradisional di alun-alun utara Kota Yogyakarta hari ini, sabtu (25/11) pagi.
Selain memainkan dolanan tradisonal, anak-anak terlihat asik menikmati telur merah alias endog abang khas sekaten.
Ivent bertajuk dolanan ning festival sekaten 2017 ini diikuti ratusan pelajar SD di sekitar kraton Yogyakarta. Selain memainkan dolanan anak, mereka juga dikenalkan dengan sederet panganan tradisional khas Yogyakarta.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menuturkan festival dolanan dan penganan ini adalah media untuk membangun karakter anak Yogyakarta.
“Kami mendorong agar permainan anak ini menjadi perhatian kita kembali karena kita sedang dihadapkan pada kondisi dimana anak lebih senang bermain secara individu,” imbuhnya.
Heroe mengaku jarang melihat anak-anak jaman sekarang ini bermain secara kolektif, menurutnya anak-anak jaman sekarang lebih suka bermain secara individu. Hal tersebut, diakuinya sebagai masalah yang harus segera diatasi.
“Salah satunya adalah dengan mengenalkan kembali dolanan anak, yang sangat ampuh mengajak mereka untuk bersosialisasi dan bermain secara kolektif,” jelasnya.
Menurutnya pengenalan dolanan ini perlu dilakukan kepada anak-anak maupun masyarakat, banyak generasi sekarang yang tidak mengetahui permainan zaman dulu, karena mereka lebih tertarik pada gadget.
“Dolanan anak di dalamnya terkandung pendidikan, dolanan anak memiliki ajaran dan nilai-nilai edukasi tersendiri. Mulai dari semangat gotong royong, kerjasama, sportifitas, kecerdasan, kecerdikan dan sosialiasi yang kuat,” jelasnya.
Selain itu, Heroe juga berharap sekaten tidak hanya sekedar perayaan tahunan yang hanya berisikan pasar malam. Ia ingin aura anak-anak tetap muncul di tengah perayaan sekaten sehingga sekaten pun bisa menjadi media sosial bagi anak-anak.
Kepala Bidang Taman Pintar Yogyakarta Afia Rosdiana menambahkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali nuansa dan "ruh" dari perayaan sekaten yang mulai memudar melalui pengenalan makna dan filosofi dibalik perayaan dan aktivitas sekaten dalam bentuk festival panganan dan dolanan anak khas sekaten.
“Dolanan Khas Sekaten ini menampilkan 13 (tiga belas) jenis dolanan yakni Boy-Boynan, Nekeran, Gangsing Bambu, Lompat Tali, Engrang, Permainan Pecut, Balapan Prau Otok-Otok, Gobak Sodor, Permainan Karet, Engklek, Bakiak, Bekelan, dan Dakon/Congklak,” urainya.
Selain itu, sambungnya, melalui kegiatan ini kami juga menampilkan pembacaan riwayat tentang makanan khas sekaten seperti nasi gurih dan telor merah alias Endog Abang.
“Pengenalan panganan ini perlu dilakukan kepada anak-anak maupun masyarakat, agar mengenal makanan tradisional beserta makna atau pembelajaran di dalamnya,” pungkasnya. (Tam)