Sri Sultan  Meninjau Talud Permukiman yang Ambrol di Juminahan Danurejan

Gubernur DIY  Sri Sultan Hamengku Buwono X  meninjau talud permukiman yang ambrol di wilayah Rukun Warga 14 Juminahan, kelurahan Tegalpenggung kecamatan Danurejan. Ambrolnya talud pemukiman itu diakibatkan  hujan deras yang mengguyur  DIY dan sekitarnya  Selasa, (28/11) lalu.  Gubernur memerintahkan agar Pemkot Jogja menangani terlebih dahulu manusianya dibanding harta bendanya.

Gubernur mengatakan dirinya  telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur yang isinya tentang  Siaga Bencana.  Gubernur berharap dengan adanya SK Gubenur itu,  menjadi dasar  untuk Walikota dan Bupati  di DIY mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Walikota  tentang tanggap bencana. Gubernur meminta agar secepat mungkin SK itu dikeluarkan mengingat waktu yang  cukup singkat mendekati akhir tahun anggaran.  Dengan adanya keputusan Walikota, Gubernur berharap dana tak terduga bisa dikeluarkan .

Sultan menambahkan  masa tanggap bencana hanya berlangsung hingga tanggal 30 November 2017.  Akan tetapi apabila Walikota menganggap  perlu untuk diperpanjang, Gubernur mempersilakan. “Tapi Harapan saya dengan keterbatasan (waktu)  itu anggaran itu segera dikeluarkan. Ini sudah Desember. Sisa anggaran yang ada bisa dipergunakan secara maksimal. Kalau masih kurang Januari sudah ada anggaran yang baru. Yang penting masyarakatnya, tidak ada yang kapiran,” kata Sultan.  

Meskipun  dampak yang terjadi di Kota Yogyakarta a paling ringan dibanding  daerah lain di DIY, namun Gubernur  ikut merasa prihatin atas musibah itu. Dirinya berharap semua yang rusak segera diperbaiki dan diperkuat oleh para teknisi.

Sri Sultan juga  berterima kasih kepada semua pihak seperti Tagana, Polri, TNI dan masyarakat  yang telah berpartisipasi dan membantu setiap ada bencana melanda. “Memang kekuatan di Yogyakarta ini adalah kebersamaannya. Selama kebersamaan itu dengan suka dukanya bisa  kita  lakukan dengan iklas, saya kira apapun yang akan terjadi bisa kita atasi semua  ,” ucap Sultan.

Pada kesempatan itu, Sri Sultan  meminta agar warga masyarakat yang  tinggal di  pinggir sungai  untk iklas membangun rumahnya menghadap sungai.” Betapa bahagianya saya yang menghadap kali itu ruang tamu,  bukan dapur.  Tidak akan ada lagi yang bikin kotor sungai . Seperti sebelah itu, ( perumhan sebelah barat sungai Code) menghadap ke sungai. Mungkin kita bisa membantu. Nanti kita pikirkan lagi,”imbuhnya. 

Sementara itu Walikota Yogyakarta  H. Haryadi Suyuti  mengatakan bencana di Kota Yogyakarta meliputi 14 titik.  Namun tidak ditemukan titik banjir.  Dirinya menegaskan pihaknya memrioritaskan penangan masyarakatnya dahulu. Sedangkan perbaikan fisik dan lainnya  dilakukan secra bertahap. “Yang menjadi prioritas utama dalam penanganan korban bencana seperti ini adalah warga masyarakat.  Sehingga warga masyarakat dihindarkan atau menjadi korban. Berkaitan dengan hal yang lain tentunya memiliki tahapan tahapan selanjutnya,”jelas Haryadi.  Dikatakan  Gubernur telah mengeluarkan SK Tanggap Darurat. Dengan mengacu pada SK Gubernur itu Walikota juga akan mengeluarkan SK Kedaruratan, yang menjadi dasar  dikeluarkannya dana tanggap darurat. 

Kepada awak media  Walikota menegaskan bahwa yang terjadi  longsor bukanlah talud sungai, tetapi talud pemukiman.  Diakatakan ambrolnya talud pemukiman itu disebakan oleh gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 silam. Goyangan gempa mengakibatkan  retak dan saat hujan airnya akan mengikis perlahan. “ Jadi teman media lihat talud sungai masih aman. Tetapi talud pemukiman inilah yang longsonr. Inilah yang kita tangani.  Akibat dari gempa tahuan 2006, terjadi goyangan kemudian gogos, airnya mubeng ganser disitu, itu yang menjadi potensi longsor. Ini lah akan ditangani dalam jangka pendek,”ujar Walikota.

Walikota mengajak semua elemen masyarakat  untuk membangun kekuatan  dalam kebersamaan pada saat saat menghadapi masalah bencana seperti ini. Dirinya juga berterima kasih kepada semua elemen masyarakat yang cepat tanggap  dalam bencana yang baru saja dihadapi.  Pada kesempatan itu diserahkan pula  bantuan dari Bank BPD Yogyakarta, dan beberapa elemen masyarakat. (@mix)