Bappeda Sosialisasikan Hasil Penelitian 2017

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta menggelar seminar hasil penelitian Kota Yogyakarta 2017 di Ruang Arjuna, Balaikota Yogyakarta, senin (11/12). Bappeda sudah mengantongi lima judul penelitian yang akan dijadikan pijakan dalam perumusan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta kedepan.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pun menyambut baik kerja keras para peneliti yang terjaring pada Jaringan Peneliti Yogyakarta. “Pemerintah membutuhkan informasi aktual untuk mengambil sebuah kebijakan,” ucapanya.

Menurutnya penelitian yang dilakukan tersebut bakal memberikan potret nyata kondisi Kota Yogyakarta secara faktual sehingga kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Heroe menjelasakan, ada sejumlah hal yang menjadi catatan penting untuk bisa diteliti lebih dalam lagi terkait dengan perosalan yang ada di Kota Yogyakarta. Mulai dari pemukiman, transportasi, pengembangan industri dan pengembangan kampung.

Terkait dengan sistem transportasi, Heroe mengaku membutuhkan kajian mendalam yang bisa dilakukan dengan penelitian.

“Dibutuhkan kajian terkait dengan transportasi mulai dari manajemen lalu lintas, menyangkut fasilitas transportasi dan penyediaan transportasi yang mudah,” urainya.

Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah terkait pengembangan iklim industri di Kota Yogyakarta. Menurutnya ada beberapa hal yang masih mengganjal, sehingga dibutuhkan penelitian lebih dalam untuk mengetahui persolannya.

“Persoalan produksi, modal, marketing dan manajament masih perlu dikaji ulang. Nah ini yang sekarang ini kita usahakan dinas terkait untuk pemetaan itu. Kami juga akan bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk bisa membangun seperti apa yang diharapkan,” jelasnya.

Heroe juga berharap ada penelitian terhadap pengembangan kampung-kampung di Kota Yogyakarta.

”Perkembangan kampung-kampung wisata, kampung-kampung yang lain yang titik fokusnya bagaimana supaya kampung-kampung itu bisa berkembang sebagai hunian, sebagai tempat produksi/ekonomi, sebagai tempat hubungan sosial,” jelasnya.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Yogyakarta Affrio Sunarno mengatakan, pada prinsipnya Pemkot Yogyakarta menyadari bahwa perlu banyak masukan dan Perguruan Tinggi Swasta dinilai mampu menangkap masalah dna potensi di masyarakat.

Ia menjelaskan tahun ini sudah ada 169 proposal yang masuk ke BAPPEDA. Namun yang bisa dibiayai hanya ada lima judul penelitian.

Kelima Judul tersebut yakni, Potensi Wisata Kuliner Tradisional Kotagede Sebagai Strategi Penguat Budaya Dan Pariwisata Yogyakarta, Pengembangan Model Pelatihan “Ayah Bunda” Dalam Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak Usia Dini Di Yogyakarta, Menumbuhkan Wirausaha Baru Menuju Masyarakat Madani,

Mikorzonasi Potensi Rekahan Tanah Akibat Penurunan Muka Air Tanah Dan Akbibat Gempa Bumi Di Kota Yogyakarta, Diy Menggunakan Metode Mikrotremor, Jogjasinfo: Jogja Smart Information.

“Untuk tahun 2018, kami sudah siapkan anggaran sebesar Rp.159 juta untuk lima judul penelitian,” pungkasnya. (Annisa Lutfia Nuringrat/Tam)