Pemkot Gelar Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-69
Senin (18/12) Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggelar upacara bendera untuk memperingati hari bela negara ke-69 dan juga sekaligus untuk memperingati hari nusantara dan hari ibu ke-89. Bertempat di halaman Balaikota Yogyakarta, upacar diikuti seluruh karyawan dari semua OPD.
Dalam amanatnya yang dibacakan Inspektur Upcara Titik Sulastri, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengajak untuk menghargai hak-hak perempuan sebagai sosok yang memiliki eksistesi untuk perkembangan bangsa ini.
“Peringatan hari ibu ini juga membawa pengaruh positif bagi perempuan dan masyarakat yang terdorong untuk selalu menghargai hak-haknya sebagai perempuan,” ucapnya.
Ia kembali menegaskan bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri. Perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara juga mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan .
“Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar, memahami dan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki,” imbuhnya.
Peringatan Hari Ibu Tahun 2017 ini untuk yang ke-89 kalinya ini mengusung tema: “Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya”.
“Salah satu tujuan peringatan ini adalah untuk mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda,” jelasnya.
Terkait dengan hari nusantara, Walikota mengajak para generasi muda untuk lebih mengenal jati diri bangsa ini. Menurutnya bangsa ini memili kekayaan laut yang melimpah dengan adanya 17.000 pulau yang ada.
“Melalui peringatan Hari Nusantara ini, karakter bangsa Indonesia yang berwawasan bahari dan menjadikan laut sebagai ruang hidup dan ruang juang, bisa terbangun,” imbuhnya,
Haryadi juga mengajak untuk melakukan aksi nyata dalam membela negara. Di era ketergantungan terhadap teknologi informasi telah membawa kita semua pada cara pandang kita terhadap berbagai kemungkinan ancaman.
“Memasuki era milenium ini, sudah barang tentu tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah maupun keselamatan segenap bangsa tidak lagi bersifat tradisional atau ancaman militer, tetapi sudah bersifat multidimensional dan berada di setiap lini kehidupan,” paparnya. (Wis/Tam)