Becak Pustaka Sutopo, Ajari Generasi Muda Untuk Gemar Membaca

Ternyata bukan hanya mobil saja yang bisa dijadikan perpustakaan keliling. Ditangan Sutopo atau yang akrab di sapa mbah topo becakpun dapat dimodifikasi mejadi perpustakaan keliling.

Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kodim 0734 TNI AD Yogyakarta ini memasang rak di becaknya sehingga mampu menampung puluhan buku bacaan, tak ayal becak milik Sutopo ini mendapat sebutan sebagai becak pustaka.

Bapak 70 tahun ini menceritakan ide awal pembuatan becak perpustakaan ini karena Ia begitu prihatin melihat masyarakat khususnya generasi muda yang jarang sekali membaca buku.

“Dari dulu saya berkeinginan untuk terus membudayakan gemar membaca hingga raga saya tak mampu menarik becak lagi” kata Sutopo  yang biasa mangkal di sepanjang Jalan Bumijo, tepatnya di  depan Bank BPD DIY ini.

Buku yang disediakan pun bervariatif mulai buku dongeng anak, rohani, biografi tokoh, pelajaran hingga buku umum. Perpustakaan keliling ini tidak hanya diminati oleh anak-anak saja, namun tak jarang orang dewasa pun kerap meminjam buku untuk dibaca.

Koleksi bukunyapun tidak langsung banyak, Ia mengaku pada awalnya buku yang dimilikinya hanya empat buah saja. Namun seiring berjalannya waktu banyak donator yang menyumbangkan bukunya, bahkan Ia sempat mendapat sumbangan buku dari Dinas Perpustakaan dan kearsipan Kota Yogya.

“Sekarang koleksi buku saya ada ratusan, namun hanya sekitar 40 jenis buku yang bisa saya bawa dengan becak ini, selebihnya ada dirumah” kata warga Cokrokusuman RT4/RW8 Cokrodiningratan Yogyakarta ini.

Setiap hari buku yang ada di rak becaknya ini selalu diganti agar para penumpangnya tidak bosan. “Setiap hari buku-buku ini saya ganti dengan koleksi saya yang lain, ya agar para penumpang saya dan anak – anak tidak bosa membacanya” ujarnya

Ia mengaku selalu bangga dengan kegiatannya berkeliling menawarkan buku bacaan untuk masyarakat. Menurutnya, yang paling membuatnya bahagia adalah saat melihat anak-anak dengan senangnya melahap setiap buku yang dia bawanya. Di tengah kegiatan bermainnya, ternyata anak-anak masih mau membaca.

“Saya merasa sangat senang melihat anak-anak masih sempat membaca di tengah kegiatan bermain mereka. Itulah yang membuat saya tidak berhenti dan kembali bersemangat mengumpulkan buku-buku untuk mereka,” ungkapnya.

Ia pun punya harapan besar agar dahaga membaca yang dimiliki anak-anak bisa disambut baik pemerintah daerah. Dia ingin pemerintah memberikan buku-buku bekasnya untuk bisa disimpan di perpustakaan becaknya, kemudian dibaca anak-anak di desanya.

Apa yang telah dilakukan Sutopo ini mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. Menurut Heroe kegiatan gemar membaca harus terus dikembangkan karena peranannya penting bagi siswa agar semakin rajin membaca.

Ia menjelaskan kegiatan membaca merupakan sebagai hal penting bagi generasimuda karena akan mematangkan cara berpikir dan melatih mereka untuk mengembangkan daya inovasi. "Inspirasi bisa muncul karena kebiasaan membaca buku. Ini yang perlu kita tanamkan kepada para generasi muda agar makin giat melakukan hal itu," katanya.

Ia juga mengatakan tentang peranan penting para orang tua dan guru dalam mendorong anak-anak mengembangkan minat diri untuk gemar membaca. "Peranan orang tua dan guru itu penting, untuk mengajak anak-anak gemar membaca," ujarnya. (Han)