Jadi Khatib Sholat Jum’at, Walikota Ajak Umat Islam Muhasabah

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti menjadi khatib shalat jum’at di Masjid Diponegoro Balaikota. Dalam Khutbahnya, Ia mengajak jama’ah untuk muhasabah (refleksi dan intropeksi diri) di tahun baru masehi ini.

“Sesungguhnya dengan muhasabah atau evaluasi itulah menjadi kunci utama dalam kehidupan kita untuk menyongsong tahun baru ini dengan lebih baik,”seru Haryadi.

Dengan muhasabah, kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan sekaligus perbaikan dan persiapan untuk waktu yang akan datang. Hal itu untuk mengetahui kualitas kadar iman kita.

Kita dapat mengetahui hakekat dan persoalan, amal apa yang telah kita lakukan seiring berkurangnya umur yang kita alami. Ia menegaskan bahwa keimanan dan ketakwaan adalah modal utama seorang hamba Allah.

Ia pun menegaskan hal tersebut dengan menyitir surat Al-‘Ashr ayat 59  yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Walikota kembali mengajak agar para jama’ah benar-benar memperhatikan keimanan dan ketakwaan dengan jalan muhasabah diri. “Hitung-hitunglah diri kalian sebelum dihitung oleh Allah,” seru Haryadi mengutip perkataan Umar Bin Khatab.

“Yang pertama dan utama harus kita koreksi adalah tentang amal kita, sejauhmana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita ini,” imbuhnya.

Terkait dengan hal tersebut, Haryadi mengajak jama’ah untuk meningkatkan semangat menuntut ilmu agama untuk meningkatkan kemampuan sekaligus pemahaman terhadap agama Allah ini.

“Sejatinya Dinul Islam itu adalah ilmu, sedangkan ilmu tidak akan bisa didapat dengan belajar dan memahami, karena itu amal terbaik adalah mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya,” tandasnya.

Mengingat hal tersebut, Haryadi juga menghimbau agar umat islam kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah sebagai dasar beragama.

Di akhir khutbahnya Haryadi mengingatkan agar umat islam tidak menjadi hubbud dunya (hamba dunia).  Bagaimana kita menyikapi kehidupan dunia ini, jangan sekali-kali menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan.

“Jadikanlah semua fasilitas dunia ini seperti harta, jabatan dan pangkat kedudukan, rumah, letakkanlah sebagai sarana amal sholeh kita dan kita tidak mencintainya meleibihi cinta kita terhadap Allah dan Rosulnya,” tegasnya.

Muhasbahlah, darimana harta kita dan kita gunakan untuk apa. Muslim yang baik tentu memperhatikan dariman ia mendapatkan harta dan untuk apa ia mengeluarkannya.

“Marilah di awal tahun ini kita melakukan muhasabah terhadap diri kita masing-masing, dan terulah dan sering-seringlah melakukan muhasabah agar kita menjadi hamba Allah yang bertakwa dan selamat dari fitnah dunia,” pungkas Haryadi mengakhiri Khutbahnya. (Tam)