Pemkot Dorong Koperasi Menuju Kategori Sehat

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan terus melakukan upaya untuk mendorong koperasi di Yogyakarta masuk kategori sehat. Hal itu dilakukan untuk mendorong program reformasi koperasi secara nasional. Salah satu caranya adalah meningkatkan partisipasi anggota.

“Untuk mewujudkan hal itu perlu adanya peningkatan partisipasi anggota baik dalam bentuk hutang, tabungan, usaha maupun usulan dari anggota,” ucap Kepala Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Lucy Irawati saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Tridharma di Gedung PDHI, rabu (7/2).

Lusi menjelaskan dari program pemeringkatan koperasi yang telah dilakukan pada 150 koperasi terdapat 10 koperasi masuk kategori berkualitas baik, 36 masuk kategori cukup dan 3 koperasi sisanya masuk kategri tidak baik.

“Pemerintah pusat memiliki program koperasi sehat, untuk itulah koperasi sehat meski melakukan RAT, namun tidak semua koperasi yang melakukan RAT berarti masuk kategori sehat,” jelasnya.

Ia menyebut dari 2012 juta koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia hanya ada 58 ribu koperasi yang melakukan RAT. Terkait hal tersebut Lusi mengajak semua pengurus koperasi di Yogyakarta untuk bekerjasama meningkatkan kualitas koperasi.

“Berkembang atau tidaknya koperasi tergantung kita, jangan hanya diserahkan pada pengurus dan pengawas saja. Para anggota juga memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas koperasi,” imbuhnya.

Untuk meningkatkan kualitas koperasi Lusi pun meminta sejumlah koperasi yang ada agar mengembangkan usahanya. “Kalau kemarin hanya simpan pinjam saja, sekarang silahkan ditambah dengan usaha seperti UMKM,” tandasnya.

Terkait hal tesebut, Pemkot memiliki perhatian khusus terhadap UMKM. Ia menegaskan melalui program gandeng gendong yang telah diluncurkan.

“Intinya adalah kita bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yang kurang mampu digendong yang sudah mampu sehingga bisa mendapatkan kesejahteraan,” tukasnya.

Lusi mencontohkan, bahwa Wakil Walikota Heroe Poerwadi berencana agar anggaran makan dan minum di Pemkot yang angkanya mencapai Rp.28 miliar dibelanjakan di UMKM.

“Jangan sampai dibelanjakan diluar kota Yogyakarta, sehingga bisa membantu masyarakat mengembangkan usahanya,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Dekopinda Kota Yogyakarta Iwa Khoril Fatwa mengajak seluruh koperasi yang ada di Yogyakarta untuk tidak anti medernisasi. Hal itu penting dilakukan agar koperasi bisa bertahan karena mampu mengikuti perkembangan.

“Sekarang sudah ada tekhnologi silahkan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas koperasi . Namun begitu jati diri koperasi jangan sampau ditinggalkan,” jelasnya.

Menurutnya Jati diri koperasi harus tetap dipegang supaya tidak bekerjas layaknya sistem perbankan. "Di Yogyakarta memiliki kearifan lokal yang menjadi ciri kita untuk mengembangakn sekaligus mempertahankan jati diri koperasi,” pungkasnya. (Ayunadea R.Z/Tam)