DLH dan Sat Pol PP Operasi Tangkap Tangan  Bagi Pembuang Sampah Sembarangan

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)  bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta melakukan operasi tangkap tangan (OTT)  kepada para pembuang sampah liar di sisi selatan pasar tadisional Kotagede Yogyakarta.  Kegiatan OTT dimulai  sejak pukul 06.00 wib pagi dan berhasil menjaring beberapa warga yang sedang  membuang sampah di tempat yang bukan merupakan tempat pembuangan sampah (TPS) resmi yang disediakan oleh DLH. 

Para pelanggar tidak ditahan tetapi hanya diberi pembinaan oleh petugas setelah itu para pelanggar diantar menuju TPS resmi yang disediakan oleh DLH yakni di wilayah Kemasan Basen Kotagede atau lebih dikenal dengan TPS Penggadaian.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup kota Yogyakarta, Ir. Suyono menjelaskan lokasi (sisi selatan pasar Kotagede) yang biasa digunakan warga untuk membuang sampah secara liar   memang sudah ada sejak lama. Namun, DLH  sudah membongkar dan melarang warga untuk membuang sampah di tempat itu. Karena DLH sudah membuatkan TPS  di samping kantor Penggadaian wilayah Kemasan, Basen Kotagede. Larangan berupa tulisan juga  sudah dipasang. Harapan Suyono dengan didirikannya TPS  di Kemasan,  warga dapat membuang sampah mereka kesana. Ternyata,  warga masih saja membuang sampah di tempat lama.

Menurut Suyono, pembuang sampah bukan saja dari warga sekitarnya tetapi warga dari luar, karena lokasi ini berada di daerah perbatasan. “Mungkin orang sini  tidak buang tetapi orang orang  dari luar daerah yang membuang sampah ke sini. Dengan membuang ke situ orang orang sini, ya jadi keikutan. Ikutan-ikutan buang ke situ,” ujar Suyono saat ditemui di lokasi penertiban.

Suyono menambahkan tanggal 21 Februari merupakan hari peduli sampah nasional (HPSN).  Kegiatan ini merupakan salah satu momentum untuk menyosialisasikan kepada warga agar tidak membuang sampah di sembarang tempat yang tidak diperbolehkan atau dilarang.

Suyono berharap kegiatan yang mereka sebut Operasi Tangkap Tangan Sampah itu dapat memberikan pemahaman kepada warga masyarakat. OTT yang dimaksud bukan tindakan  menangkap orang yang membuang sampah tetapi lebih kepada kegiatan membersihkan, memberikan sosialisasi melalui lisan dan tulisan yang berisi larangan membuang sampah sembarangan.

Para pembuang sampah liar yang tertangkap tangan akan dibina dan  diarahkan oleh petugas ke TPS yang benar.  “Setiap orang yang kedapatan membuang sampah ke sini (pasar Kotagede) nanti akan kita bina dan kita arahkan. Petugas juga tidak hanya menyampaikan tempat pembuangan sampah yang benar kepada pembuang sampah, tetapi memboncengkan pembuang sampah hingga ke tempat pembuangan yang resmi yang disediakan oleh Pemerintah (DLH) yakni di samping Penggadaian. Biar mereka tahu benar, mereka diboncengkan kesana gitu lho. Jadi OTTnya, OTT yang shoft, yang humanis,” jelas Suyono.

Dijelaskan bahwa DLH hanya memberikan sosialisasi dan pembinaan saja. Sedangkan penegakan Perda Nomor 10/2012 merupakan wewenang  Satuan Polisi Pamong Praja.

Camat Kotagede yang juga ikut dalam operasi itu menambahkan bahwa kegiatan OTT ini merupakan sebuah gerakan yang nyata dalam rangka peduli sampah.  Nur Hidayat berharap momentum membersihkan sampah yang dilakukan secara bersama di pasar Kotagede itu dapat menjadikan wilayah pasar Kotagede bersih dari sampah.

Kegiatan bersih sampah yang dikemas dalam OTT Sampah ini akan dilanjutkan  dengan kegiatan  sosialisasi Perda Sampah (Perda nomor 10 tahun 2012). Dirinya berharap momentum ini juga akan dijadikan sebagai gerakan bersama untuk peduli terhadap sampah dengan membersihkan lingkungan masing-masing dan membuang sampah ke tempat yang telah ditentukan.

Nur Hidayat mengatakan kegiatan membersih sampah diikuti oleh relawan dan warga kecamatan Kotagede.  

Sementara itu,  Juni Asih  ibu setengah baya yang sehari hari berjualan  gorengan persis di depan tempat pembuangan sampah itu menuturkan bahwa dirinya sudah lama merasakan bau tak sedap dari sampah itu. Bahkan bukan hanya Juni Asih  saja yang merasakan bau busuk sampah itu,  tetangga yang rumahnya berdekatan dengan tempat itupun turut merasakan. “Apalagi kalau turun hujan. Air dan sampahnya  dari situ (tempat buangan sampah) hanyut menyebar kemana mana dan menimbulkan bau nyengat. Juga kalau siang ada angin sampahnya terbang kemana mana. Tapi kalau sekarang sudah enak. Sudah bersih. Moga-moga tidak ada sampah lagi. Dan mau jualan juga enak. Orang yang beli juga enak,” tutur Juni Asih yang sudah lebih dari 30 tahun berjualan di pasar Kotagede. (@mix