36 Bumil Ikut Penilaian Ibu Hamil Sehat Tingkat Kota, Bumil Tri Astuti Wulandari Raih Juara I

Sejumlah 36 ibu hamil  perwakilan dari 18  Puskesmas  sekota Yogyakarta mengikuti  lomba  penilaian ibu hamil sehat tingkat kota Yogyakarta.  Penilaian Bumil Sehat yang baru pertama kali diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian serta perhatian ibu hamil, keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan ibu hamil yang sehat sehingga melahirkan generasi  hebat.

Bumil Tri Astuti Wulandari dari Karangwaru Tegarejo ditetapkan sebagai  Juara I dan Bumil Ani Purwaningsih dari kelurahan Wirogunan Mergangsan  dan Dewi Wiranti  dari Tahunan Umbulharjo, masing-masing menjadi juara II dan III.  Sedangkan juara harapan I diraih oleh bumil Finda Astriyani (Bener, Tegalrejo) dan bumil Andri Listiyowati (Pakuncen, Wirobrajan).  Para pemenang mendapat hadiah trhopy dan bingkisan yang diserahkan oleh Drg. Soetji Heroe Poerwadi  .

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta  dr. Fita Yulia Kisworini melaporkan bahwa  substansi penilaian terdiri dari umur ibu hamil, status kesehatan, jarak kehamilan, Tinggi Fundus Uteri (TFU), Lingkar Lengan Atas (Lila), kadar hemoglobin  dan status imunisasi TT.  Selain itu, ketepatan pemeriksaan  K1-K4,  ANC Terpadu, Pengetahuan tentang Buku KIA, KB, kesehatan gizi, kesehatan gigi, kesehatan umum, PKK dan psikologi.

Para ibu hamil dijuri oleh dokter spesialis obstetri gynekologi dari RSUP Dr, Sarjito dan RS. Pratama Kota Yogyakarta.  Tim juri lainnya  berasal dari berbagai latar  keahlian seperti psikolog, dokter umum, dokter gigi, bidan, nutrionis dan TP. PKK kota Yogyakarta. Penjurian dilaksanakan di Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta, Jalan Kolonel Sugiyono .

Drg. Soetji Heroe Poerwadi  mengapresiasi kegiatan yang bersinggungan dengan ibu hamil.  Soetji berharap para ibu hamil perwakilan dari 18 Puskesmas itu menjadi pelopor dan inspirator serta acuan bagi para ibu hamil lain di wilayah.  Sosetji juga berharap kegiatan lomba ibu hamil sehat ini  ke depan dapat menekan angka kematian ibu hamil yang melahirkan.

Menurutnya,ada dua  faktor yang berkontribusi  terhadap kematian ibu hamil yani langsung dan tidak langsung. Penyebab  langsung  yang biasa terjadi adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalianan dan nifas seperti pendarahan preeklampsia dan eklampsia, infeksi persalianan macet dan abortus.  Sedangkan penyebab yang tidak langsung adalah faktor yang memperberat keadaan hamil seperti empat Terlalu : terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu dekat jarak kehamilan.  Selain itu juga dipengaruhi oleh Tiga Terlambat yakni terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat dalam penangan kegawatdaruratan.

“Oleh karena itu, Soetji berharap peran serta suami, keluarga dan masyarakat  untuk menjaga  kesehatan ibu hail menjadi sangat penting  dan sangat dibutuhkan.  Upaya upaya melalui program perencanaan persaliann dan pencegahan komplikasi (P4K), Suami Siaga, Kelas Ibu, kelompok Pendamping Ibu dan gerakan sayang ibu sangat diperlukan,” ujar Soetji.

Upaya seperti itu, dikatakan perlu mendapat dukungan sampai tingkat kecamatan dan kelurahan.  “Semoga dengan ibu hamil sehat, lahir pula generasi hebat untuk kesejahteraan  masyarakat kota Yogyakarta,”  harap Isteri Wakil Walikota itu.

Sementara itu,  Tri Mardoyo, S.KM  Kepala Bidang Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan mengatakan kegiatan yang baru pertama kali digelar di Kota Yogyakarta ini akan terus digelar pada tahun tahun mendatang. Hal ini untuk memberi motivasi kepada para ibu hamil agar tetap menjaga kesehatannya  saat masa kehamilan.  (@mix)