Menanam Padi di Polybag, Mengapa Tidak?

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyambut baik keterlibatan Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi (Perpadi) Yogyakarta dalam rangka memberikan edukasi pengenalan metode penanaman padi menggunakan polybag.

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya sengaja menggandeng Perpadi sebagai mitra dalam menumbuhkan kesadaran budidaya bercocok tanam untuk masyarakat Kota Yogya khususnya bagi generasi muda.

Menurut Wawali dengan memberi pemahaman kepada masyarakat tentang menanam padi dengan metode polybag dapat menumbuhkan hobi berkebun meskipun masyarakat hanya memiliki lahan yang sempit.

“Menanam padi tidak harus di sawah, menanam padi juga bisa menggunakan lahan sempit sekalipun seperti di pekarangan rumah,” katanya usai memberikan edukasi budidaya tanaman dengan metode polybag di kawasan titik nol, Sabtu pagi (10/3).

Kali ini yang jadi sasaran Perpadi adalah siswa Sekolah Dasar. Anak anak sekolah sengaja dipilih karena menurut mereka anak – anak harus di berikan kesadaran bercocok tanam sejak dini.

Wawali berharap generasi muda dapat memanfaatkan metode ini sebagai salah satu solusi agar Kota Yogya bisa berswasembada beras dan tidak bergantung pada wilayah lain. “Apabila setiap siswa menanam satu polybag padi, bila dijajarkan bisa mencapai hektaran polybag padi.” jelasnya.

Sementara itu Ketua Perpadi, Arif Yuniarto Kurniawan menjelaskan, menanam padi dalam polybag selain murah juga perawatannya yang lebih mudah. “Dengan metode polybag ini kebutuhan air juga tidak terlalu banyak, meminimalisir serangan hama, dan juga mudah dalam monitoring” ujarnya.

Salah satu peserta sosialisasi tersebut adalah Suhadi, warga Kadipaten ini mengaku sudah mencoba menanam padi dengan metode Polybag di rumahnya, hasilnya memuaskan. Bahkan Ia sekrang jarang membeli beras untuk kebutuhan makan keluraganya.

"Dari mulai tanam hingga bisa dipanen memerlukan waktu 109 hari. Dari 1,5 kilogram bibit padi, diperkirakan bisa menghasilkan sekitar dua kuintal gabah," katanya. (Han)