Pemkot Yogya Serius Perangi TB
Penularan penyakit Tuberculosis (TB atau TBC) di Kota Yogya tidak boleh dianggap remeh. Berdasarakan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogya jumlah pasien TB dan yang dilaporkan pada 2016 ditemukan 1003 kasus TB, 594 di antaranya berdomisili di Yogyakarta.
Sementara di tahun 2017 ditemukan 665 kasus TB, 430 di antaranya berdomisili di Kota Yogyakarta. Untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) Yogya kini tengah serius menanggulangi penyakit tersebut.
Salah satu langkah nyata yang di lakukan Pemkot Yogya adalah membuat Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 102 Tahun 2017 Tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2017-2021.
Keberadaan RAD ini sekaligus memposisikan Kota Yogya sebagai satu-satunya wilayah di DIY yang telah menegaskan komitmen penanggulangan TB melalui produk hukum berupa perwal
“Dengan adanya RAD ini mampu menggerakkan kesadaran masyarakat secara penuh untuk melakukan aksi nyata dalam penanggulangan TB” Kata Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi saat membuka Workshop Tuberkulosis pada anak di ruang Bima Komplek Balaikota Yogyakarta, Selasa (27/3).
Wawali menegaskan tanggung jawab penanggulangan TB tidak hanya dari sektor Pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab semua pihak. “Perlu adanya sinergi antara Pemerintah melalui Puskesmas maupun Rumah Sakit dengan stakeholder, termasuk masyarakat sebagai komponen utama dalam pencegahan,” imbuhnya.
Ia berharap dengan adanya RAD Penanggulangan Tubercolosis menjadi dasar sekaligus pedoman perangkat daerah dan aparatur pemerintah daerah serta kelompok masyarakat di Kota Yogyakarta dalam melaksanakan upaya Penanggulangan TBC.
“Kasus TB yang ditemukan harus linier dengan yang sembuh sehingga semakin banyak kasus yang ditemukan, akan semakin banyak pula kasus yang bisa disembuhkan” ujarnya
Untuk itulah Wawali meminta masyarakat untuk tidak takut terhadap tingginya temuan kasus TB. “Jangan pernah takut dengan temuan tinggi karena ini artinya tindakan pengobatan bisa segera dilakukan,” tandasnya.
Ia pun menghimbau untuk para penderita agar selalu mengenakan masker, tidak meludah sembarangan, menutup mulut saat batuk dan biasakan penutup dibuang ke tempat sampah.
“Serta menjaga kebersihan rumah, karena dengan rumah yang bersih akan menjauhkan kita dari penyakit tersebut.” ucapnya.
Hal senada di katakan Sekertaris Dinkes Kota Yogya, Agus Sudrajat, Ia mengungkapkan jika Dinkes Kota Yogya terus berupaya membantu proses penyembuhan penderita TB. Yakni dengan pemantauan intensif yang dilakukan di sekitar penderita.
“Karena bisa jadi warga yang didiagnosa bebas TB, namun setelah enam bulan atau dua tahun mendatang terkena karena kondisi fisik lemah” katanya.
Ia pun meminta agar masyarakat dapat mengenali tanda-tanda terkena TB sejak dini, terutama untuk anak-anak. Ia menjelaskan beberapa gejala indikasi TB pada anak bisa di lihat indikasinya seperti tubuh anak kurus, berat badan tidak bertambah dalam tiga bulan berturut-turut, nafsu makan berkurang dan berkeringat banyak saat tidur.
“Masyarakat sering menyebut batuk di anak yang terus-terusan itu gejala flek. Anak yang flek bisa kena TB. Harapannya deteksi dini dengan pemeriksaan dilakukan untuk memastikan apakah kena TB atau tidak,” paparnya.
Ia mengungkapkan dengan terus ditemukannya penderita TB memudahkan Dinkes Kota Yogya untuk melakukan pemantauan dan pengobatan sehingga penderita cepat disembuhkan dan meminimalisasi penularan terhadap orang lain.
Bahkan, lanjutnya, Dinkes Kota Yogya menyediakan hadiah Rp500.000 bagi penderita yang rutin berobat dan dinyatakan sembuh. “Yang rajin berobat sampai sembuh dapat uang insentif dari Pemkot Yogya, khusus bagi yang memiliki KTP Kota Yogya,” katanya. (Han)